View Full Version
Jum'at, 19 Feb 2021

Menhan Jerman: Ancaman Taliban Akan Meningkat Signifikan Bagi Pasukan NATO

BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Dalam sebuah wawancara dengan DW pada hari Kamis (18/2/2021), Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer memperingatkan mungkin ada ketidakstabilan lebih lanjut jika pasukan NATO tetap melewati batas waktu 1 Mei itu.

"Yang jelas - dan ini yang Taliban telah umumkan - bahwa dengan keputusan untuk tidak meninggalkan negara itu sebelum 30 April, tingkat ancaman akan meningkat, meningkat secara signifikan - untuk pasukan internasional dan juga untuk kami," kata Kramp-Karrenbauer.

Kramp-Karrenbauer menambahkan bahwa militer Jerman di Afghanistan sedang mempersiapkan "bagaimana bereaksi" terhadap situasi keamanan yang memburuk "dengan cara yang tepat."

Serangan di Afghanistan, termasuk bom yang menewaskan wakil gubernur ibu kota, Kabul, pada bulan Desember, telah mendorong seruan untuk penundaan penarikan yang disepakati ketika Donald Trump menjadi presiden AS.

NATO belum buat keputusan tarik pasukan dari Afghanistan

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) belum membuat keputusan tentang apakah atau kapan mereka akan menarik diri dari Afghanistan, Sekretaris Jenderal aliansi militer Jens Stoltenberg mengatakan pada hari Kamis (18/2/2021).

Kesepakatan damai yang disepakati pada Februari 2020 antara Taliban dan Amerika Serikat menyerukan kepada semua pasukan AS dan NATO untuk meninggalkan Afghanistan pada 1 Mei dengan imbalan Taliban mengurangi kekerasan dan bekerja sama dengan pemerintah Afghanistan.

Namun, Taliban telah meningkatkan serangan kekerasan, dan apa yang disebut pembicaraan "intra-Afghanistan" dengan pemerintah tidak menghasilkan apa-apa.

"Kami dihadapkan pada banyak dilema, dan tidak ada pilihan yang mudah," kata Stoltenberg kepada wartawan setelah pembicaraan antara menteri pertahanan di Brussel.

"Jika kita bertahan setelah 1 Mei, kita menghadapi risiko lebih banyak kekerasan, lebih banyak serangan terhadap pasukan kita sendiri," katanya. "Tapi jika kita pergi, maka kita juga akan mengambil risiko kehilangan keuntungan yang kita peroleh."

Stoltenberg mengatakan Taliban harus memenuhi komitmen.

"Tujuan NATO adalah untuk memastikan bahwa Afghanistan tidak pernah lagi menjadi tempat berlindung yang aman bagi jihadis yang akan menyerang tanah air kami," katanya.

AS akan meninjau kemajuan

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan pembicaraan dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Kamis pagi untuk membahas bagaimana pemerintahan Biden akan meninjau kemajuan kesepakatan itu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan keduanya setuju bahwa Afghanistan membutuhkan "penyelesaian politik yang adil dan tahan lama serta gencatan senjata permanen dan komprehensif."

Amerika Serikat menginvasi Afghanistan setelah serangan 11 September 2001 untuk menghentikan negara tersebut menjadi surga bagi para jihadis internasional. Sekutu dan mitra NATO mengikutinya.

Hampir dua dekade konflik berdarah telah merenggut nyawa lebih dari 40.000 warga sipil Afghanistan, dan menelan biaya ratusan miliar dolar.

Taliban terus melakukan serangan terhadap aparat keamanan pemerintahan Kabul di berbagai bagian negara meskipun telah dimulainya pembicaraan damai langsung antara pemerintah Afghanistan yang didukung secara internasional dan kelompok itu di Qatar pada pertengahan September. (DW)


latestnews

View Full Version