View Full Version
Senin, 22 Feb 2021

Hampir Setengah Pendukung Republik Akan Bergabung Dengan Partai Baru Pimpinan Trump

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Hampir setengah dari pendukung Partai Republik mengatakan mereka akan meninggalkan Partai Republik Amerika Serikat atau disingkat GOP dan bergabung dengan partai baru yang dipimpin oleh mantan Presiden Donald Trump, sebuah jajak pendapat baru menunjukkan.

Menurut jajak pendapat Suffolk University / USA Today tentang pemilih Trump yang dirilis hari Ahad (21/2/2021) 46 persen mengatakan mereka akan meninggalkan partainya sedangkan hanya 27 persen mengatakan mereka tidak akan melakukannya. Sisanya tetap ragu-ragu.

Sementara itu, setengah dari pemilih Trump yang disurvei mengatakan bahwa GOP harus "lebih setia kepada Trump," sementara hanya 19 persen yang mengatakan sebaliknya, mencatat mereka percaya Partai Republik seharusnya kurang loyal kepada Trump.

"Kami merasa Partai Republik tidak cukup berjuang untuk kami, dan kami semua melihat Donald Trump berjuang untuk kami sekeras yang dia bisa, setiap hari," kata seorang Republikan dan pemilik bisnis kecil dari Milwaukee. "Tapi kemudian Anda memiliki Partai Republik yang mapan yang hanya setuju dengan Partai Demokrat yang mapan dan segalanya, dan mereka tidak pernah mundur."

Jajak pendapat tersebut mensurvei 1.000 pemilih Trump, yang diidentifikasi dari jajak pendapat tahun 2020, antara 15 Februari hingga 19 Februari. Jajak pendapat ini memiliki margin kesalahan 3 poin persentase.

Angka-angka tersebut mempertajam dilema yang dihadapi para pemimpin Republik ketika mereka mencoba menyesuaikan diri dengan era pasca-Trump.

The Wall Street Journal pertama kali melaporkan bahwa Trump telah membahas peluncuran "Partai Patriot" dengan lingkaran dalamnya selama hari-hari terakhir kepresidenannya. Nama itu akan menjadi anggukan pada nasionalisme ekstrim yang dianut Trump selama masa jabatannya yang penuh gejolak sebagai presiden.

Mantan presiden itu mengecam keras Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell, yang mengatakan Trump "secara moral" bertanggung jawab atas serangan Capitol 6 Januari.

"Mitch adalah seorang politikus yang suram, cemberut, dan tidak tersenyum, dan jika Senator Republik akan tetap bersamanya, mereka tidak akan menang lagi," kata Trump.

DPR AS mendakwa Trump atas perannya atas penyerbuan di Capitol yang menewaskan lima orang, termasuk seorang anggota penegak hukum.

Dia disalahkan karena menghasut pemberontakan sementara anggota parlemen mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden 2020 yang disengketakan. (ptv)


latestnews

View Full Version