View Full Version
Senin, 19 Jul 2021

Pentagon: AS Pindahkan Tahanan Penjara Guantanamo Ke Maroko

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Pemerintahan Biden telah memindahkan tahanan pertamanya keluar dari penjara di Teluk Guantanamo, Pentagon mengatakan pada hari Senin (19/7/2021), memulangkan seorang pria Maroko yang pembebasannya telah disarankan pada tahun 2016 tetapi penahanannya berlanjut di bawah kepresidenan Donald Trump.

"Departemen Pertahanan hari ini mengumumkan pemindahan Abdul Latif Nasir dari fasilitas penahanan di Teluk Guantanamo ke Kerajaan Maroko," kata sebuah pernyataan Pentagon, menambahkan bahwa 39 tahanan masih berada di fasilitas kontroversial tersebut.

Nasir tidak pernah didakwa dengan kejahatan apa pun.

Pemindahannya dari Guantanamo pertama kali direkomendasikan oleh pemerintahan Obama "dengan jaminan keamanan dan perlakuan yang manusiawi," menurut Pentagon, tetapi belum terjadi pada saat Trump menjabat pada 2017.

Mantan presiden Barack Obama gagal dalam usahanya untuk menutup penjara di pangkalan militer AS di Kuba, yang menjadi simbol ekses dalam "perang melawan teror" yang diluncurkan setelah serangan 11 September 2001.

Partai Republik memblokir rencana Obama untuk menutup penjara pada 2009 dengan membatasi kemampuan Amerika Serikat untuk memindahkan tahanan dari Guantanamo ke daratan AS.

Pengganti Obama, Trump, mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak tersangka ke Teluk Guantanamo, tetapi secara efektif mempertahankannya dalam bentuk yang sama.

Gedung Putih di bawah Presiden Joe Biden pada bulan Februari meluncurkan sebuah studi tentang bagaimana menutup penjara tetapi telah berhati-hati untuk tidak terlalu menjanjikan setelah kegagalan sumpah Obama.

Pemerintahan Biden "berdedikasi untuk mengikuti proses yang disengaja dan menyeluruh yang berfokus pada pengurangan secara bertanggung jawab populasi tahanan di fasilitas Guantanamo sambil juga menjaga keamanan Amerika Serikat dan sekutunya," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan Senin.

Ia memuji peran Maroko, dengan mengatakan bahwa "kepemimpinan kerajaan dalam memfasilitasi pemulangan Nasir, di samping kesediaannya di masa lalu untuk mengembalikan pejuang teroris asingnya dari timur laut Suriah, harus mendorong negara-negara lain untuk memulangkan warganya yang telah melakukan perjalanan untuk berperang dengan organisasi teroris di luar negeri." (TNA)


latestnews

View Full Version