View Full Version
Senin, 06 Dec 2021

Pejabat Tinggi Isrel Beri 'Dukungan Penuh' Polisi Yang Menembak Mati Warga Palestina Yang Terluka

TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Pejabat tinggi penjajah Israel, termasuk Perdana Menteri Naftali Bennett, hari Ahad (5/12/2021) memuji petugas polisi perbatasan Israel yang membunuh dari jarak dekat seorang pemuda Palestina yang terluka.

Pemuda Palestina Mohammad Salimah, 25, ditembak mati setelah melukai seorang Yahudi Israel di Gerbang Damaskus Yerusalem pada hari Sabtu.

Surat kabar Israel, Jerusalem Post, melaporkan bahwa pembunuhan warga Palestina yang tidak bergerak itu telah digambarkan sebagai "kejahatan perang".

Sebuah video dari kejadian tersebut memperlihatkan seorang warga Palestina terjatuh setelah ditembak oleh petugas Israel, mereka kemudian terus menembaknya hingga tewas.

Menteri Kerjasama Regional Israel Esawi Frej mengatakan bahwa pembunuhan warga Palestina adalah "tindakan ketidakpedulian terhadap kehidupan manusia" yang "layak untuk diselidiki."

Dia menambahkan: "Anda hanya boleh menembak penyerang untuk menyelamatkan nyawa manusia, bukan mengambil nyawa mereka ketika mereka tidak lagi menimbulkan bahaya."

Sementara itu, Anggota Parlemen (MK) Daftar Gabungan Aida Touma-Sliman dan Ofer Cassif keduanya dilaporkan oleh Jerusalem Post mengungkapkan kritik keras terhadap para petugas tersebut, menyebut tindakan mereka sebagai "eksekusi".

Touma-Sliman mengatakan itu adalah "kejahatan yang mengerikan dan mengerikan" dan Cassif mengatakan pembunuhan itu adalah "kejahatan perang yang terang-terangan."

Namun, Perdana Menteri Bennett mengatakan bahwa petugas Polisi Perbatasan bertindak "cepat dan dengan tekad, seperti yang diharapkan dari mereka."

Komandan Polisi Perbatasan Amir Cohen memberi mereka "dukungan penuh," mengklaim para petugas itu "bertindak tegas, mengakhiri insiden itu dengan mencegah serangan yang lebih besar baik terhadap warga sipil maupun petugas."

Menteri Dalam Negeri Israel Ayelet Shaked menyatakan dukungannya untuk petugas Polisi Perbatasan, dengan mengatakan bahwa mereka "berdiri di garis depan dan kami berdiri di belakang mereka." (MeMo)


latestnews

View Full Version