View Full Version
Rabu, 05 Jan 2022

Prancis Sebut 300 Tentara Bayaran Asing Telah Meninggalkan Libya Timur

PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Sekitar 300 tentara bayaran asing telah meninggalkan Libya timur, kata kementerian luar negeri Prancis pada Selasa (4/1/2022), memuji dimulainya penarikan bertahap ribuan pasukan asing yang telah berperang di kedua sisi konflik di negara Afrika Utara itu.

Langkah itu, yang awalnya diumumkan pada November oleh pasukan dukungan Libya timur, dimaksudkan untuk merangsang kesepakatan yang didukung PBB yang dicapai antara pihak-pihak yang bertikai dalam konflik melalui komisi militer bersama.

"Penarikan pertama telah terjadi, yang merupakan sinyal positif pertama setelah konferensi 12 November," kata juru bicara kementerian luar negeri Anne-Claire Legendre, mengacu pada pertemuan Paris yang bertujuan untuk memecahkan kebuntuan di Libya.

"Sekarang harus ditindaklanjuti dengan implementasi secepat mungkin dari proses lengkap penarikan tentara bayaran, pejuang asing dan pasukan asing."

Dia tidak mengatakan kapan tentara bayaran telah pergi atau dari mana mereka berasal. Para diplomat mengatakan tentara bayaran yang berangkat berasal dari negara tetangga Chad.

Penarikan itu terjadi setelah upaya untuk memimpin Libya ke dalam pemilihan pada akhir Desember menjadi kacau ketika komisi pemilihan negara itu mengatakan pemungutan suara tidak dapat dilakukan, mengutip apa yang disebutnya kekurangan dalam undang-undang pemilihan dan proses banding yudisial.

Gencatan senjata yang disepakati pada tahun 2020 di Jenewa telah menyerukan penghapusan semua pasukan asing dan tentara bayaran pada Januari 2021 dan seruan itu digaungkan selama konferensi Paris.

Tentara bayaran dari Grup Wagner Rusia bercokol di samping Tentara Nasional gadungan Libya (LNA) yang berbasis di timur, yang dalam perang didukung oleh Moskow, bersama dengan Uni Emirat Arab dan Mesir. Turki mengirim pasukan untuk mendukung pemerintah Tripoli.

Kedua belah pihak dalam konflik Libya telah secara ekstensif mengerahkan tentara bayaran menurut para ahli PBB, termasuk dari Chad, Sudan dan Suriah. (TNA)


latestnews

View Full Version