View Full Version
Kamis, 05 May 2022

Sedikitnya 30 Tentara Burundi Tewas Dalam Serangan Al-Shabaab Di Sebuah Kamp Militer Di Somalia

MOGADISHU, SOMALIA (voa-islam.com) - Sedikitnya 30 tentara Burundi tewas dan 20 lainnya cedera dalam serangan Selasa (4/5/2022) oleh pejuang Al-Shabaab di pangkalan Uni Afrika di Somalia selatan, menurut pengakuan seorang pejabat Burundi.

Pejabat itu, yang meminta tidak disebutkan namanya karena dia tidak diizinkan berbicara kepada media, mengklaim kepada VOA Somalia bahwa 10 tentara tewas di tempat, dan tentara lainnya meninggal karena luka-luka mereka. Dia membenarkan bahwa tentara lain masih hilang.

Itu adalah serangan pertama di pangkalan penjaga perdamaian sejak Misi Transisi Uni Afrika di Somalia (ATMIS) menggantikan pasukan AMISOM sebelumnya pada 1 April.

Pasukan Uni Afrika (AU) mengirim helikopter tempur setelah serangan menjelang fajar di kamp yang menampung ratusan pasukan Burundi dekat Ceel Baraf, sebuah desa sekitar 160 kilometer timur laut ibu kota Mogadishu, kata pejabat militer dan saksi.

Seorang komandan militer setempat, Mohamed Ali, mengatakan kepada AFP pada hari Selasa bahwa serangan itu dimulai dengan sebuah bom mobil sebelum baku tembak meletus.

Dua sumber militer Burundi mengatakan kepada AFP bahwa 45 penjaga perdamaian dilaporkan tewas atau hilang, dengan 25 lainnya terluka.

"Jumlah korban sementara adalah 45 tentara tewas atau hilang, termasuk seorang komandan batalyon kolonel," kata sumber militer Burundi kepada AFP tanpa menyebut nama, sementara sumber kedua mendukung angka tersebut.

Al-Shabaab menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan pihaknya telah menguasai kamp dan menewaskan sedikitnya 173 tentara Burundi.

Kelompok jihadis yang terkait dengan Al-Qaidah itu telah melancarkan pemberontakan mematikan terhadap pemerintah pusat Somalia yang rapuh selama lebih dari satu dekade.

Pemerintah Somalia mengutuk serangan "keji" itu dan mengimbau masyarakat internasional untuk berbuat lebih banyak untuk mendukung pasukan Somalia dan ATMIS "dalam memerangi terorisme secara efektif".

Pertumpahan darah menyoroti kesengsaraan keamanan di negara Tanduk Afrika yang bermasalah, yang juga terlibat dalam krisis politik yang mendalam atas pemilihan yang tertunda dan menghadapi ancaman kelaparan.

Pejuang Al-Shabaab menguasai Mogadishu hingga 2011 ketika mereka diusir oleh pasukan Uni Afrika. (Voa)

Tapi mereka masih menguasai wilayah di pedesaan dan sering menyerang sasaran sipil, militer dan pemerintah di Mogadishu dan di tempat lain.


latestnews

View Full Version