View Full Version
Kamis, 18 Aug 2022

Sedikitnya 21 Orang Tewas Dalam Serangan Bom Bunuh Diri Di Sebuah Masjid Di Kabul Afghanistan

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Sebuah pemboman di sebuah masjid di ibukota Afghanistan Kabul selama shalat Maghrib menewaskan sedikitnya 21 orang, termasuk seorang ulama terkemuka, dan melukai sedikitnya 33 lainnya, saksi mata dan polisi mengatakan Kamis (18/8/2022).

Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan Rabu malam, yang terbaru menyerang negara itu pada tahun sejak Taliban merebut kekuasaan. Beberapa anak dilaporkan termasuk di antara yang terluka.

Afiliasi lokal kelompok Islamic State atau Islamic State Provinsi Khurasan (ISKP) telah meningkatkan serangan yang menargetkan Taliban dan warga sipil sejak pengambilalihan oleh Taliban Agustus lalu ketika pasukan AS dan NATO berada di tahap akhir penarikan mereka dari negara itu. Pekan lalu, para ekstremis mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang ulama terkemuka Taliban di pusat keagamaannya di Kabul.

Khalid Zadran, juru bicara kepala polisi Taliban Kabul, memberikan angka tersebut kepada The Associated Press untuk pemboman di masjid Siddiquiya di lingkungan kota Kher Khanna. Seorang saksi mata mengatakan kepada AP bahwa ledakan itu dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri.

Ulama yang dibunuh adalah Mullah Amir Mohammad Kabuli, kata saksi mata, berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengutuk ledakan itu dan bersumpah bahwa "pelaku kejahatan semacam itu akan segera diadili dan akan dihukum."

Ada kekhawatiran jumlah korban bisa meningkat lebih lanjut. Pada Kamis pagi, seorang saksi ledakan yang menyebut namanya sebagai Qyaamuddin mengatakan kepada AP bahwa dia yakin sebanyak 25 orang mungkin tewas dalam ledakan itu.

“Saat itu waktu shalat magrib, dan saya sedang menghadiri shalat dengan yang lain, ketika ledakan terjadi,” kata Qyaamuddin.

Wartawan AP dapat melihat masjid Sunni beratap biru dari lereng bukit terdekat. Taliban memarkir truk polisi dan kendaraan lain di masjid, sementara beberapa pria membawa satu peti mati untuk korban serangan.

Sebuah invasi pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban sebelumnya menyusul serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Sejak mendapatkan kembali kekuasaan, kelompok itu menghadapi krisis ekonomi yang melumpuhkan karena masyarakat internasional, yang tidak mengakui pemerintah Taliban, membekukan dana untuk negara itu. Pada hari Kamis, Taliban menjadi tuan rumah pertemuan 3.000 tetua suku, ulama dan lainnya di Kandahar, Kantor Berita Bakhtar yang dikelola pemerintah melaporkan. Tidak segera jelas topik apa yang mereka rencanakan untuk dibahas. (TNA)


latestnews

View Full Version