View Full Version
Selasa, 06 Dec 2022

Serangan Drone Tanpa Awak Kembali Targetkan Lapangan Udara Militer Rusia

MOSKOW, RUSIA (voa-islam.com) - Sebuah serangan pesawat tak berawak yang menrgetkan lapangan udara Rusia di perbatasan wilayah Kursk pada hari Selasa (6/12/2022), membakar tangki penyimpanan minyak, gubernur wilayah itu mengumumkan.

Roman Starovoyt, gubernur wilayah Kursk yang berbatasan dengan Ukraina, mengatakan di aplikasi perpesanan Telegram bahwa tidak ada korban yang dilaporkan setelah serangan hari Selasa, menambahkan bahwa api itu "terlokalisir".

Serangan itu terjadi satu hari setelah serangan terhadap dua lapangan udara militer jauh di dalam wilayah Rusia yang menewaskan tiga tentara dan melukai empat lainnya. Rusia menyalahkan Ukraina atas serangan di lapangan terbang Dyagilevo di wilayah Ryazan dan lapangan terbang Engels di wilayah Saratov.

Ukraina tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi jika tuduhan Rusia itu benar, itu akan menjadi serangan Ukraina terdalam di Rusia sejak perang dimulai pada 24 Februari.

Wilayah Saratov setidaknya berjarak 600 km dari perbatasan Ukraina terdekat. Banyak komentator dan analis berpendapat bahwa ini berarti pasukan Ukraina mampu menyerang Moskow.

Kantor berita Reuters mengutip analis militer Ukraina Serhiy Zgurets yang mengatakan bahwa lapangan udara Dyagilevo dan Engels yang diserang pada hari Senin adalah satu-satunya fasilitas yang mampu melayani pembom sepenuhnya yang digunakan untuk melancarkan serangan ke Ukraina.

Lapangan terbang Engels adalah rumah bagi beberapa pembom strategis berkemampuan nuklir besar Rusia Tu-95 dan Tu-160.

The New York Times mengutip seorang pejabat senior Ukraina yang tidak disebutkan namanya pada hari Senin yang mengkonfirmasikan bahwa Kiev menyerang dua pangkalan militer di dalam Rusia menggunakan drone tak berawak.

Kiev belum secara terbuka mengakui serangan tersebut. Pemerintah Ukraina sebelumnya menolak untuk segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap Rusia atau Krimea yang dianeksasi Rusia. (DW)


latestnews

View Full Version