View Full Version
Senin, 02 Apr 2012

Ikhwan : Mancalonkan Khairat Al-Shater Sebagai Presiden

Jamaah Ikhwanul Muslimin, Sabtu kemarin, secara resmi mengumumkan calon presiden yang akan ikut dalam pemilihan presiden mendantang. Al-Shater merupakan tokoh Ikhwan senior Ikhwan, dan berulangkali masuk penjara di zaman pemerintahan Mubarak. Sebelumnya Jamaah Ikhwan selalu menyatakan menolak mencalonkan tokohnya dalam pemilihan presiden.

Keputusan Ikhwn itu diambil setelah melihat para kandidat calon presiden yang dinilainya, tidak dapat membawa aspirasi pemilihnya. Ikhwan yang mendirikan Partai Kebabasan dan Keadilan berhasil menguasai parlemen, dan mengontrol blok terbesar dalam parlemen. Munculnya calon dari Ikhwan itu, nampaknya akan menimbulkan spekulasi politik baru di Mesir. Ikhwan merasa bahwa pemerintahan militer dan transisi yang ada sekarang ini, dinilainya tidak dapat memenuhi tuntutan revolusi. Karena itu, Ikhwan memunculkan calonnya sendiri, menjelang pemilihan presiden mendatang.

Para analis politik di Cairo mengatakan, bahwa langkah yang diambil Ikhwan, bertujuan mendapatkan kekuasaan, dan pertama kalinya selama 84 tahun, sejak sejarah berdirinya, Ikhwan mengambil langkah politik yang sangat jelas, bersamaan dengan mencalonkan tokohnya  menjdi calon presiden. Jamaah Ikhwanul Muslimin di Mesir, yang berdiri  di tahun 1928 itu, terus-menerus mengalami penindasan politik oleh berbagai rezim yang berkuasa di Mesir, terutama di zamannya Gamal Abdul Nasser, banyak tokohnya yang dihukum mati, digantung, termasuk Sayyid Qutb, Ali Audah, Mirghali dan lainnya.

Ikhwan sepanjang sejarahnya selalu berhadap-hadapan dengan penguasa Mesir, dan kini berusaha menapaki kekuasaan,  sesudah berhasil menggulingkan rezim Mubarak dengan gerakan rakyat yang dikenal dengan “Revolusi Tahrir”.

Inilah awal perubahan politik yang luas di Mesir, dan kemudian Jamaah Ikhwan mendirikan Partai Kebebasan dan Keadilan, dan mememangkan pemilu di Mesir, beberapa waktu yang lalu.

"Kami  menyaksikan hambatan di jalan parlemen dalam mengambil keputusan guna mencapai tuntutan revolusi," kata Mohamed Morsy, Pemimpin Kebebasan dan Partai Keadilan.

"Dengan demikian kami  memilih jalan ingin mengambil jabatan presiden, bukan karena kita serakah terhadap kekuasaan, tetapi karena kita memiliki mayoritas di parlemen yang tidak dapat memenuhi tugasnya di parlemen," tambah Morsy, saat  mengumumkan keputusan mencalonkan  Shater.
,
Shater, 61, merupakan tokoh senior dalam Jamaah Ikhwan, yang sering berhadapan dengan Mubarak, dan berulangkali dijebloskan kedalam penjara. Shater akan mewakili Ikhwan dalam pemilihan presiden mendatang. Ia dikenal seorang pengusaha komputer terbesar di Mesir. Tokoh Ikhwan ini akan berkompetesi dengan kelompok Islam lainnya di Mesir.

Shater memainkan peran kunci dalam kebijakan ekonomi Ikhwan, yang berusaha memperbaiki ekonomi Mesir pasca revolusi. Shater bertemu dengan berbagai kalangan luar negeri, dan bertemu dengan tim  Dana Moneter Internasional yang sedang melakukan negosiasi fasilitas pinjaman sebesar $ 3,2 miliar dollar, guna membantu mengatasi krisis pemerintah Mesir saat sekarang ini.

Keputusan itu diambil oleh Jamaah Ikhwan setelah Majelis Syuro bertemu dua kali sebelum mengumumkan secara resmi Al-Shater sebagai calon presiden yang dipilih Ikhwan,  Sabtu. Perdebatan diantara anggota Majelis Syuro itu, akhirnya mencapai kesepakatan dengan memilih tokoh seniornya, Al-Shater. Menurut seorang anggota Ikhwanul kepada Reuters bahwa 56 dari 108 anggota Mejalis Syura, memberikan suara kepada Shater sebagai calon presiden, sedangkan  52  lainnya suara menentang.

"Mereka yang menentang dengan pencalonan Shater, kemudian berubah pikiran dan mendukung dia”, kata Mursyid ‘Aam Ikhwan Mohamed Badie. Dengan dipilihnya al-Shater secara resmi oleh Majelis Syuro, maka tokoh Ikhwan  Abdel Moneim Abol Fotouh, kehilangan dukungan  resmi dari Jamaah Ikhwan. (af/wb)

 


latestnews

View Full Version