View Full Version
Senin, 08 Oct 2012

Taliban: NATO Lari dengan Hina dan Aib dari Afghanistan

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Memasuki tahun ke 12 perang di Afghanistan pada hari Ahad (7/10/2012) kemarin, kelompok pejuang Islam Taliban membuat pernyataan mengatakan bahwa pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) lari dari Afghanistan dengan hina dan aib.

"Dengan bantuan Allah, rakyat Afghanistan yang gagah berani di bawah kepemimpinan jihad keamiran Islam telah mengalahkan kekuatan tentara dan berbagai siasat persekutuan Amerika Serikat dan NATO," kata pernyataan Taliban pada Ahad (7/10/2012).

"Sekarang, sesudah sebelas tahun teror tanpa henti, tirani, kejahatan dan kebiadaban, mereka lari dari Afghanistan dengan hina dan aib, yang harus mereka pertanggungjawabkan," kata pernyataan tersebut.

Perang Afghanistan, perang terpanjang dalam sejarah AS, ditandai dengan serbuan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat pada 7 Oktober 2001. Perang itu dilakukan untuk menggulingkan pemerintah sah Taliban di Afghanistan, dengan dalih melawan terorisme, yang dituduh menyembunyikan pemimpin Al-Qaidah, Syaikh Usamah bin Ladin, orang yang diduga sebagai otak serangan  11 September di New York dan Washington.

Taliban sendiri sempat memberikan perlawanan hebat dalam menghadapi gempuran dari pasukan koalisi, namun demi menghindari lebih banyak jatuhnya korban sipil akibat bombardir serampangan pasukan NATO, Taliban akhirnya mundur dari kabul.

Namun, mundurnya mereka dari pusat kekuasaan, yang katakan merupakan kekalahan oleh pihak musuh, tidak ditandai dengan mengendurkan perlawanan mereka, justru selama bertahun-tahun, perlawanan itu semakin kuat hingga NATO mengerahkan sekitar 130.000 tentara dari 50, negara belum termasuk 100.000 dari pasukan AS, untuk membela pemerintah dukungan Barat Presiden Hamid Karzai.

Perlawanan hebat para pejuang Islam yang ditandai semakin meningkatnya korban dari pasukan asing, ditambah maraknya demonstrasi menuntut penarikan segera para tentara anggota pasukan koalisi dari Afghanistan, membuat NATO akhirnya sedikit demi sedikit mulai menarik keluar dan seluruh pasukan tempur asing akan pergi pada akhir 2014, sesuai dengan jadwal penarikan kesepakatan Amerika Serikat dan NATO.

Hingga kini 3.199 tentara NATO telah tewas dalam perang itu, lebih dari 2.000 dari mereka orang Amerika Serikat. Sebagian besar kematian terjadi dalam lima tahun belakangan saat serangan Taliban meningkat, kata laman mandiri pelacak korban perang Irak dan Afghanistan icasualties.com.

Pada tahun ini, angka resmi menunjukkan bahwa kematian di antara pasukan keamanan Afghanistan tercatat lima kali lebih tinggi daripada NATO, saat Afghanistan mengambil peningkatan tanggung jawab sebelum penarikan tentara Barat.

Amerika Serikat dan NATO mengklaim pasukan Afghanistan akan mampu mengambil alih perang melawan Taliban setelah 2014, namun banyak pengamat memperkirakan terjadi perang saudara baru berdarah di antara banyak unsur.

Seorang pakar Afghanistan dari Carnegie Endowment for International Peace, Gilles Dorronsoro memperkirakan pemerintah Afghanistan akan runtuh dan pejuang Islam Taliban kemungkinan merebut kembali kekuasaan setelah Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menarik pasukan mereka pada 2014. (by/ant)


latestnews

View Full Version