View Full Version
Rabu, 26 Apr 2017

Kedudukan ''Allahu Akbar'' Sebagai Pembuka Shalat

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasullillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Takbiratul Ihram adalah salah satu dari rukun shalat. Termasuk rukun asasi (dasar/pokok) dari shalat yang tidak boleh tertinggal; baik sengaja atau lupa. Meninggalkannya menyebabkan tidak sah shalat.

Takbiratul Ihram menempati posisi pertama dari rukun shalat –salah satu pendapat madhab- menunjukkan kedudukannya yang sangat penting sebagai pembuka shalat. Lafadznya adalah (اَللهُ أَكْبَرُ) Allahu Akbar (Artinya: Allahu Maha Besar). Tidak boleh mengucapkan dengan kalimat selainnya, seperti Allahu A’dzam, Allahu Jalla Jalaaluh, atau selainnya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallambersabda,

مِفْتَاحُ الصَّلاةِ الطُّهُورُ ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

Kunci shalat adalah bersuci, pembukanya adalah takbir dan penutupnya adalah salam.” (HR. Abu Daud, al-Tirmidzi, dan Ibn Majah. DishahihkanAl-Albani)

Ketika bertakbir, seseorang harus benar-benar mengucapkan “Allahu Akbar” dengan lisannya. Kedua bibirnya dan lisannya bergerak sehingga terdengar suaranya. Minimal, bisa terdengar oleh sendiri.

Terdapat kesalahan yang banyak dilakukan kaum muslimin saat mengucapkan takbir, yaitu memanjangkan Hamzah di “Allahu” sehingga menjadi bentuk istifham (bertanya). Kesalahan ini akan merubah makna dari “Allah Maha Besar”menjadi “Apakah Allah maha besar?”

 Saat mengucapkan Takbiratul Ihram ini disunnahkan untuk mengangkat tangan setinggi pundak atau sejajar telinga. Caranya, angkat tangan dahulu kemudian mengucapkan Allahu Akbar. Kedua, bebarengan. Ketiga, takbir dahulu lalu mengangkat tangan.

Diriwayatkan dari Abu Humaid al-Sa’idi Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:

رَأَيْتُ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَبَّرَ جَعَلَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ 

Aku melihat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila bertakbir beliau mengangkat kedua tangannya lurus dengan kedua bahunya.” (HR. Al-Bukhari)

Setelah takbir, seseorang dilarang melakukan perbuatan yang sebelumnya boleh dari makan, minum, ngobrok, dan selainnya sehingga shalat selesai.

Makna “Allahu Akbar” di Takbiratul Ihram

Perkara penting yang sering terlewat saat bertakbir adalah memahami makna kalimat “Allahu Akbar”. Imam al-Ghazali menyebutkan, “Makna takbir adalah mengagungkan Al-Baarii (Allahu) Dzat Maha Agung dan Maha Tinggi. Dia yang paling besar dan agung dari segala sesuatu. Takbir mengandung makna menyucikan Allah dari segala aib dan kekurangan.”

Imam Ghazali juga menyebutkan hikmah memulai shalat dengan takbir. Yaitu seseorang menghadirkan keagungan Allah yang ia berada di hadapan-Nya. Supaya ia meraih kekhusyu’an dan malu kalau pikirannya sibuk kepada selain-Nya. Karenanya, para ulama sepakat seseorang tidak mendapatkan bagian dari shalatnya kecuali sesuai apa yang ia mampu memikirkannya (meresapinya).

Penutup

Bagi seorang mushalli (sedang shalat) saat berada di hadapan Allah Ta’ala untuk bermunajat dan beribadah kepada-Nya wajib memulainya dengan kalimat takbir ini (Allahu Akbar). Saat bertakbir ia harus menghadirkan dalam dirinya makna agung kalimat ini, bahwa ia berada di hadapan Allah; dzat paling besar dan paling agung atas segala sesuatu. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version