View Full Version
Sabtu, 09 Sep 2017

Siti Jubaedah: Bukan IDC yang Menghambat, Tapi Kami Memang Belum Ketemu Rumah yang Cocok

CIKARANG (voa-islam.com)--Forum Jurnalis Muslim (Forjim) menerjunkan tim untuk bersilaturahmi kepada keluarga almarhum Muhammad Al Zahra Zoya di rumah kontrakannya, Desa Harapan Baru RT 005/05, Cikarang Kota, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (2/9/2017) lalu. 

Selain bersilaturahmi, Forjim juga melakukan tabayun atau klarifikasi atas berita miring media sosial yang menyoal bantuan rumah yatim yang dijanjikan oleh sebuah lembaga dakwah Islam. Akun facebook berinisial HK dalam statusnya menyindir sebuah lembaga kemanusiaan yang selama ini menggalang dana untuk membantu keluarga zoya. 

“Well, sampekemaren gue ke sana, wujud rumah yg dijanjikan blum ada. Dan menurut keluarga almarhum, mereka ada ditawari rumah, tapi rumah seharga 100 juta dan jauh di pelosok, jauh dari keluarga besar,” demikian sekelumit kutipan ujaran HK dalam status facebooknya, yang diposting Ahad (27/8/2017). 

Status HK itu kemudian diviralkan dan dimuat media mainstream seperti Tribunnews, Merdeka dan MetroTV News.

 

Terima Kasih IDC

Dalam klarifikasinya, Siti Jubaedah (25), istri almarhum Zoya menuturkan bahwa Infaq Dakwah Center (IDC) adalah lembaga sosial yang pertama kali datang ke rumahnya sebelum ada wartawan. Saat itu belum ada satu pun lembaga sosial lain apalagi donatur dan para pejabat. Saat itu, IDC untuk pertama kalinya menyerahkan santunan kerahiman sebesar Rp 1 juta rupiah. 

“Jadi sebelum ada media-media yang lain ke rumah saya, pihak IDC dulu yang lebih awal. Dua hari setelah kejadian, hari Kamis (3/8/2017). Ketika itu (relawan IDC, red) berbelasungkawa dan ziarah ke makam,” ujarnya. 

Kemudian, relawan IDC meminta izin penggalangan dana untuk membantu keluarga almarhum Zoya. Pihak keluarga pun mengizinkan, sama sekali tidak keberatan.

Jubaedah juga menyayangkan pihak-pihak lain yang melakukan penggalangan dana tanpa izin. Apalagi, pada saat itu tersebar di media sosial penggalangan dana yang mengaku-ngaku sebagai istri almarhum Zoya dan ternyata adalah penipuan. 

“Saya nggak pernah galang dana pakai akun-akun facebook,” tegasnya.

Penggalangan dana atas inisiatif IDC, menurut Siti Jubaedah sangat luar biasa. Ia mengapresiasi dan berterima kasih sekali, karena hasil yang diberikan adalah yang paling besar dari sumbangan lainnya, yakni sebesar Rp 251.582.000,- untuk dibelikan sebuah rumah. 

“Ya inilah yang paling besar, sampai-sampai mau membelikan saya rumah, ini luar biasa banget buat saya. Nggak bisa ngomong lah,” tutur Jubaedah dengan mata berkaca-kaca. 

Terkait lamanya waktu dalam realisasi pembelian rumah, Siti Jubaedah membantah bila pihak IDC sengaja mengulur-ulur waktu. Sebab realitanya pihak keluarga yang sudah berusaha mencari, namun belum mendapatkan rumah yang cocok. 

“Kemarin-kemarin memang belum dapat tempat yang cocok. Waktu itu rumahnya sudah bagus, cuma yang belum cocok lokasinya sepi. Sudah empat lokasi disurvei,” jelasnya. 

Jubaedah menambahkan, meski nominal bantuan rumah yang disepakati Rp 251.582.000,- namun itu bukan harga mati. IDC membuka diri untuk memberi tambahan dana bantuan jika harga rumahnya yang dipilih di atas nominal itu. 

“Kalau harganya di bawah itu, nanti buat renovasi. Kalau memang ada sisanya mau bikin warung,” jelasnya. 

Seperti diketahui, Selasa sore (1/8/2017) lalu Muhammad Al Zahra alias Zoya(30) wafat dibakar massa di Kampung Cabang Empat, RT 02/01, Hurip Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi. Warga Cikarang yang berprofesi sebagai tukang servis elektronik spesialis amplifier dan sound sistem ini dibakar massa saat perjalanan pulang usai shalat Ashar, karena dituduh mencuri ampli mushalla. 

Aksi main hakim tersebut mendapat kecaman dari masyarakat. Kemudian banyak masyarakat yang berempati dengan memberikan donasi kepada keluarga Zoya yang ditinggalkan. Zoya meninggalkan seorang istri dengan satu anak berusia empat tahun dan anak dalam kandungan yang memasuki usia tujuh bulan.[Syaf/voa-islam.com]

 


latestnews

View Full Version