Setelah Inggris, pemerintah Australia kemungkinan juga akan melakukan pengusiran terhadap diplomat Israel. Informasi yang santer diberitakan media massa Australia ini berbeda dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Australia yang menepis kemungkinan itu.
Pengusiran itu terkait dengan pemalsuan paspor negara Australia oleh kelompok yang diyakini sebagai agen-agen Israel dalam kasus pembunuhan komandan senior Hamas, Mahmud Al-Mabhuh di Dubai buan Januari lalu. Surat kabar The Australian mengutip sumber-sumber di Israel yang mengatakan bahwa diantara negara-negara yang paspornya juga dipalsukan, Australia adalah negara yang paling besar kemungkinannya mengikuti langkah Inggris.
Seperti diberitakan, Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband telah memerintahkan pengusiran terhadap seorang diplomat Israel, yang disebut-sebut sebagai salah satu agen Mossad yang beroperasi di kedutaan besar Israel di London. Miliband memerintahkan pengusiran itu karena Inggris memiliki alasan kuat bahwa Israel bertanggung jawab atas pemalsuan paspor negaranya dalam operasi teroris terhadap komandan senior Hamas di Dubai.
Laporan The Australian menyebutkan, Israel tidak percaya bahwa Australia juga akan mengambil tindakan yang drastis seperti yang dilakukan Inggris. Kementerian Luar Negeri Israel di Yerusalem juga mengatakan bahwa "kemungkinan itu tidak berdasar." Keyakinan Israel itu berdasarkan pada pembicaraan antara Dubes Israel untuk Australia, Yuwal Rotem dengan pemerintah Australia dan pernyataan Menteri Luar Negeri Australia, Stephen Smith dalam sebuah wawancara di radio.
Tapi situasinya berubah, "Para pejabat Israel sepertinya telah mendapatkan indikasi dari Canberra bahwa Australia sedang bersiap-siap untuk mengusir seorang diplomat Israel," demikian The Australian.
Smith menolak berkomentar dengan alasan ia tidak tahu kapan penyelidikan atas pemalsuan paspor yang melibatkan Israel akan selesai. "Cukuplah kami mengatakan bahwa kami memperlakukan kasus ini dengan sangat serius. Israel memahami bahwa, begitu saya menerima laporan investigasi, kami akan membuat penilaian-penilaian atas dasar kepentingan nasional Australia," ujar Smith dalam wawancara dengan radio Australian Broadcasting Corp. (ln/Ynet.)