View Full Version
Kamis, 25 Mar 2010

Ulama-Ulama Saudi Tolak Seruan Untuk Penghancuran Masjidil Haram

Syaikh Abdul Muhsin Al-Ubaikan dan Syaikh Yusuf Al-Ahmad
Syaikh Abdul Muhsin Al-Ubaikan dan Syaikh Yusuf Al-Ahmad
Ulama-ulama Saudi terkemuka menolak seruan terakhir dari ulama Saudi lain yang menyerukan untuk pembongkaran Masjidil Haram dan membangun kembali masjidil Haram agar bisa dicegah terjadinya percampuran pria dan wanita selama melaksanakan (Tawaf) dan shalat.

Para ulama Saudi sepakat bahwa seruan salah seorang Ulama Saudi adalah sebuah seruan yang konyol, seruan dari ulama yang tidak memiliki kewenangan atau yurisdiksi untuk melakukannya. Pernyataan para ulama Saudi tersebut untuk mengomentari pernyataan kontroversial yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Syaikh Yusuf Al Ahmad, seorang mantan profesor hukum Islam di universitas Islam Imam Muhammad bin Saud di Riyadh.

Sementara itu, Syaikh Abdul Muhsin Al Ubaikan, penasihat agama kerajaan, mengatakan pendapat individu seperti itu seharusnya tidak dipertimbangkan dan harus ditolak mentah-mentah.

Sedangkan Syaikh Shaleh bin Saad Al-Luhaidan berpendapat bahwa pernyataan dan seruan dari Syaikh Yusuf Al-Ahmad sebagai pendapat yang terlalu terburu-buru.

Dalam salah satu program acara di TV, Syaikh Yusuf Ahmad mengatakan bahwa percampuran pria dan wanita selama Tawaf mengelilingi Ka'bah adalah bertentangan dengan ajaran Islam, dan perluasan masjidil Haram yang telah dilaksanakan selama era kekhalifahan Utsmani dan raja Saud harus dihancurkan, menambahkan bahwa dengan melakukan hal tersebut akan menciptakan lebih banyak ruang bagi para jamaah yang melaksanakan haji dan umroh.

Berbicara di saluran TV satelit Bidayah, Syaikh Yusuf Al-Ahmad mengatakan bahwa pencampuran pria dan wanita selama Tawaf adalah haram.

"Pembongkaran masjidil haram dan membangun kembali dengan lebih besar dan bertingkat lebih banyak akan memberikan solusi bagi privasi perempuan dan menjauhkan mereka dari kamera yang dapat memperlihatkan mereka di saluran TV satelit," katanya.

Syaikh Yusuf Al-Ahmad juga mengungkapkan pandangan yang sama dalam sebuah wawancara dengan surat kabar elektronik Anaween.

Dia berkata: "Ka'bah sebelumnya pernah hancur dan dibangun kembali. Jadi apa yang mencegah kita untuk menghancurkan dan membangun kembali masjidil Haram sekali lagi dalam upaya menghindari terjadinya percampuran laki-laki dan perempuan?(fq/gf)


latestnews

View Full Version