Pertempuran sengit tersebut terjadi antara kelompok pejuang Asy-Syabaab dan 'musuh' mereka dari kelompok sufi yang mengklaim bernama 'Ahlu Sunnah', pertempuran dimulai di area Rage Ele di Tengah Shabelle pada Sabtu malam lalu dan berlanjut hingga Ahad kemarin (4/4), seorang koresponden Press TV melaporkan.
"Kami menyerang wilayah itu dan mengalahkan pejuang Asy-Syabaab," kata juru bicara Ahlu Sunnah Syaikh Muse Husain Muse.
Pemerintah Presiden Syaikh Syarif Ahmad baru-baru ini mengikutsertakan kelompok sufi Ahlu Sunnah di front terdepan untuk melawan kelompok pejuang Asy-Syabaab.
Dilaporkan tidak ada korban sipil yang jatuh, namun saksi mata mengatakan dengan skala pertempuran besar seperti itu, korban diperkirakan meningkat pada kedua belah pihak.
Sementara itu, bentrokan juga pecah di daerah Gal-qoryale yang menghubungkan Elbur, pangkalan militer terbesar kelompok Asy-Syabaab, dan kota Guriel, kubu kelompok Ahlu Sunnah di wilayah Galgadud pusat.
Penduduk mengatakan pejuang Asy-Syabaab menyerang wilayah tersebut, mendorong militan lokal untuk pergi.
Bentrokan datang ketika ratusan pejuang Asy-Syabaab dilaporkan mengerahkan pasukan di kawasan itu menjelang serangan yang direncanakan terhadap kelompok Ahlu Sunnah, yang menguasai sebagian besar wilayah Somalia tengah.
Kelompok bersenjata Asy-Syabaab saat ini sedang berperang melawan pemerintah boneka Somalia dan pasukan Uni Afrika.
Somalia tidak memiliki sebuah pemerintahan yang berfungsi sejak panglima-panglima perang Somalia menggulingkan Siad Barre pada tahun 1991.
Kekosongan kekuasaan membuka Kotak Pandora kekacauan dan kekerasan sehingga para panglima perang dan milisi berperang untuk merebut kekuasaan selama bertahun-tahun.
Persatuan Pengadilan Islam sempat menciptakan perdamaian dan ketertiban di Somalia selatan selama enam bulan di tahun 2006, namun invasi Ethiopia pada Desember 2006 mengakhiri jeda singkat perdamaian tersebut dalam badai perang di Somalia selatan.(fq/prtv)