Ribuan anjing liar ditembak mati di ibukota Irak Baghdad setelah terjadinya kenaikan luar biasa serangan anjing terhadap penduduk kota.
Tim Hewan dan polisi saat ini berkeliaran di jalan-jalan di Baghdad dan pinggiran kota setiap hari dalam tiga bulan terakhir, memburu dan membunuh anjing yang sejauh ini telah mencapai 58.000. Anjing-anjing liar ini dituduh bertanggung jawab atas meningkatnya korban penyerangan di antara warga kota.
Penembakan anjing ini adalah bagian dari kampanye pemerintah untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan sehari-hari warga Irak dan untuk mengembalikan kondisi normal terhadap kota yang telah menjadi tempat beberapa insiden kekerasan selama tujuh tahun terakhir.
Kampanye 'pembantaian' anjing ini telah diumumkan pada akhir tahun 2008, tetapi pelaksanaan baru dimulai pada April 2010 setelah dana operasionalnya disetujui.
Jumlah anjing liar, diperkirakan mencapai 1,25 juta, telah meningkat akhir-akhir ini ketika pasar terbuka dan kembali melakukan transaksi bisnis. Kota secara bertahap kembali ke kehidupan yang ramai, dan hal ini menjadikan anjing lair lebih mudah untuk mencari makanan dan mereka mulai berkumpul di mana pun ada tumpukan sampah, menurut Direktorat hewan provinsi.
Meskipun kurangnya antusiasme terhadap kampanye itu ketika pertama kali diumumkan, meningkatnya serangan anjing liar terhadap penduduk kota mengharuskan pelaksanaan 'pembantaian' terhadap mereka. Anjing-anjing menyerang anak-anak secara khusus, melukai mereka dan kadang-kadang bahkan sampai membunuh mereka.
20 tim penembak yang bertanggung jawab atas pemusnahan anjing liar memulai aksi mereka sejak pukul 6:00 pagi. Mereka harus berkoordinasi dengan aparat keamanan di daerah di mana mereka bekerja sehingga mereka tidak salah melakukan penembakan.
Warga juga diberitahu bahwa mereka akan kedatangan tim 'pembantai' anjing dan memperingatkan untuk tidak mengambil apapun potongan-potongan daging yang mungkin mereka temukan di tanah karena mereka bisa teracun, salah satu alternatif lain dari cara membunuh anjing dengan menyebarkan daging beracun.
Sebelum invasi yang dipimpin Amerika Serikat pada tahun 2003, anjing liar ditembak secara sistematis, namun perang membuat masalah ini surut belakang sewaktu masalah keamanan secara serius muncul di negara yang dilanda perang itu.(fq/aby)