Warga Yordania memprotes keputusan pemerintah untuk mengizinkan adanya rekreasi perjalanan ke Yerusalem Timur yang diduduki Israel, Al-Quds.
Pada hari Senin kemarin (9/8), para pimpinan oposisi negara dan anggota serikat buruh berkumpul mengecam Departemen Pariwisata Yordania, mereka mengekspresikan kemarahan terhadap paket tur biro pariwisata ke Timur al-Quds, di mana Al-Quds diharapkan oleh bangsa Palestina akan dijadikan ibukota negara masa depan mereka, kantor berita Jerman (DPA) melaporkan.
"Mendapatkan visa dari kedutaan Israel adalah sama saja dengan pengakuan terhadap entitas Zionis yang mencurahkan legalitas mereka pada pendudukan kota suci," kata Presiden Dewan Serikat Buruh, Ahmad Armouti.
Abdullah Obeidat, Presiden Asosiasi Insinyur Yordania, bahkan menyerukan bahwa mengajukan permohonan visa untuk menuju ke Al-Quds sama saja dengan tindakan pengakuan entitas Zionis, sembari mengatakan, "Tindakan ini tidak bisa diterima untuk semua profesional, terutama insinyur, yang melihat entitas Zionis sebagai kekuatan pendudukan."
Mengklaim semua al-Quds sebagai pusat kota "abadi dan tak terpisahkan", Israel mencaplok bagian timur, yang di sana terdapat sejumlah situs suci umat Islam, Kristen, dan Yudaisme, setelah Perang Enam Hari tahun 1967. Langkah ini tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.(fq/prtv)