View Full Version
Selasa, 21 Sep 2010

Buku Sejarah Mesir yang Baru Sebut Turki Lakukan Invasi ke Mesir

Sebagai bagian dari inisiatif untuk mengubah kurikulum sekolah dan merevolusi buku pelajaran, Departemen Pendidikan Mesir mencoret kata "penaklukan" yang merujuk pada kehadiran kekuasaan Khalifah Utsmani di Mesir dan mengganti dengan istilah "invasi".

Dengan dimulainya tahun ajaran baru, Departemen Pendidikan mengumumkan pelaksanaan perubahan radikal terhadap buku pelajaran sekolah di SD dan SMP secara bertahap.

"Kami banyak merubah kurikulum dan buku teks lama diganti dengan yang baru untuk memenuhi mentalitas siswa modern di abad ke-21," kata seorang pejabat kementerian pendidikan kepada Al Arabiya.

Menurut laporan pers, kementerian pendidikan telah mengirim laporan rahasia kepada departemen pendidikan di seluruh Mesir yang berisi perubahan kurikulum dan buku teks. Harian independen al-Dostour memperoleh salinan laporan-laporan ini.

Salah satu perubahan paling mencolok dan kontroversial, surat kabar itu melaporkan, adalah menyebut masuknya Turki Utsmani ke Mesir dengan kalimat "ghazw," yang berarti invasi, bukan "Fateh," yang berarti penaklukan, yang digunakan selama puluhan tahun di semua buku pelajaran sekolah yang mengacu pada Kekhalifahan Utsmani dan kehadiran Islam di negara ini dan seluruh wilayah Mesir.

Fateh, yang secara harfiah berarti "membuka" dalam bahasa Arab, berarti menganeksasi wilayah kepada bangsa yang direbut itu. Hal ini umumnya digunakan untuk menunjukkan niat baik hati untuk menyebarkan keadilan di wilayah ini dan atau menjaganya dari penguasa yang menindas.

Istilah ini telah digunakan dalam referensi dengan kehadiran Islam di luar Semenanjung Arab. Hal ini biasanya dianggap telah terjadi dalam rangka untuk menyebarkan agama Islam dan mengumpulkan orang-orang di bawah bendera umat Islam.

Sebaliknya, kata "ghazw" dalam bahasa Arab menunjukkan sebuah serangan militer yang terutama bertujuan menempati negara untuk menjarah kekayaan dan mengeksploitasi rakyat dan biasanya melibatkan kekerasan dan aksi militer yang ekstensif.

Perubahan terutama terlihat dengan latar belakang pengaruh Turki yang semakin tumbuh di Timur Tengah, kata pakar pendidikan Gamal Abdul Hadi.

"Mesir sedang mencoba untuk mengimbangi Turki dalam memperluas peran di wilayah ini terutama yang oelh banyak pengamat dihubungkan dengan peran aktif masa lalu kekhalifahan Turki Utsmani, yang dianggap oleh para sejarawan sebagai khalifah Islam terakhir," katanya kepada Al Arabiya.

Buku teks baru, termasuk bagian dari pelajaran sejarah, menyatakan bahwa Dinasti Utsmani menyerbu Mesir karena mereka ingin memperluas pengaruh mereka ke Timur tengah dan Mesir, sebagai jantung dunia Islam.

Menurut buku itu, Dinasti Utsmaniyah menjadikan agama hanya sebagai alat untuk menancapkan kekuasaan mereka di dunia Arab.

"Mereka mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa rendahnya mentalitas abad pertengahan yang merata di dunia Arab," kata buku teks tersebut. "Ini adalah mentalitas di mana pada dasarnya tergantung pada bagaimana mengambil sesuatu pada nilai nominal dan teoritis daripada ilmu-ilmu praktis."(fq/aby)


latestnews

View Full Version