View Full Version
Kamis, 21 Oct 2010

Kembalinya "Silent Jihadist" di Depan Gedung Putih

Banyak cara dalam mengenalkan Islam kepada umat non-muslim, terlebih lagi di negara yang mayoritas penduduknya adalah non-muslim. Dan cara pengenalan Islam yang cukup unik ini dilakonin oleh seorang muslim AS dengan berdiri tepat di depan Gedung Putih dengan menyapa serta tersenyum ramah terhadap orang yang melintas atau melihat dirinya sambil memegang banner besar ditangannya.

Pria muslim setengah baya bernama Mohammad Ali Salih yang menjalankan aksi 'jihad' uniknya ini sebenarnya menunggu orang-orang untuk mendekati dia mencari jawaban atas dua pertanyaan yang tertulis dengan tulisan hitam tebal pada bannernya yang bertuliskan: "What is Islam" dan "What is Terrorism".

"Saya hanya ingin rakyat Amerika untuk berpikir," kata Salih kepada OnIslam.

"Saya ingin orang-orang yang melihat banner saya untuk berpikir sebelum ia pergi ke tempat tidur apa itu Islam, dan apa sebenarnya tentang keimanan itu?"

Setiap akhir pekan, Salih berdiri dengan bannernya dengan satu tujuan: memacu warga Amerika untuk memikirkan esensi sebenarnya dari banyak-stereotip negatif terhadap Islam dan makna dari istilah terorisme.

"Saya tidak berpikir rakyat Amerika tahu apa itu Islam," kata Salih, yang dirinya telah menjadi koresponden Washington untuk beberapa surat kabar dan majalah di Timur Tengah sejak tahun 1980.

"Hal lain yang saya ingin warga Amerika untuk berpikir adalah tentang istilah terorisme. Tidak ada definisi tertentu dari terorisme. Sampai saat ini PBB belum mampu menetapkan definisi terorisme secara panjang lebar."

Banyak orang membaca apa yang tertulis pada banner yang ia bawa pada waktu mereka berjalan melintas.

Beberapa dari mereka berhenti untuk menegur Salih dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan menarik tersebut.

Salah satu dari mereka datang mendekat dan menjabat tangan Salih.

"Nama saya Eric. Saya Yahudi. Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih atas apa yang Anda lakukan. "

Salih membalas dengan tersenyum dan mengatakan ia bertemu dengan banyak orang seperti Eric yang menghargai usahanya.

"Baru-baru ini, saya didekati oleh kelompok-kelompok gereja di Virginia yang ingin bertemu saya. Mereka hanya berdiri di dekat saya dan berdoa untuk saya. Kelompok agama lain juga dari Virginia melakukan hal yang sama. "

Silent Jihadist

Salih pertama kali meluncurkan 'dakwah' sendiriannya tersebut di akhir 2008, pada hari-hari terakhir presiden Bush berkuasa.

"Sejak 9/ 1 saya sedikit sedih, kecewa dan marah karena hal ini yang disebut perang melawan teror mulai terjadi dan berlangsung," ujarnya.

"Aku kemudian meyakini bahwa perang melawan terorisme adalah perang halus terhadap Islam dan umat Muslim."

Dia melanjutkan aksinya setiap akhir pekan sampai Barack Obama masuk ke Gedung Putih dengan pesan perubahannya dan melakukan perjalanan ke Kairo menjanjikan halaman baru dalam hubungan dunia Muslim dan AS.

"Ada banyak harapan dan harapan untuk berubah," kata Salih.

"Tapi saya akhirnya percaya pada akhir tahun lalu bahwa Obama hanya seorang politikus.

"Hari-hari ini, media dan politisi sedang berbicara lagi tentang terorisme dan itulah sebabnya saya kembali lagi untuk meminta rakyat Amerika untuk mengetahui apa itu Islam dan apa itu terorisme?"

Salih mengatakan penangkapan lima orang anak muda Amerika di Pakistan Desember lalu atas tuduhan teror merupakan alasan lain yang membuatnya menyadari sudah waktunya untuk kembali ke Gedung Putih dengan spanduk besarnya tersebut.

Kelima anak muda AS itu mengatakan kepada pengadilan Pakistan mereka bukan teroris melainkan Jihadis yang ingin berjuang bersama rakyat Afghanistan melawan pasukan Barat.

Salih melihat kampanye damai satu orang yang ia lakukan sebagai demonstrasi dari apa yang benar-benar jihad menurut pemahamannya.

"Dalam Islam, seorang yang beriman harus mengorbankan uang mereka, waktu mereka dan jiwa mereka demi Islam dan mengakhiri ketidakadilan. Saya tidak melakukan semua ini. Saya hanya berdiri di sini memegang banner ini, "ia menjelaskan.

"Semua orang telah melakukan apa yang dia bisa. Dan ini adalah yang paling yang bisa saya lakukan. Ini jihad saya. Saya seorang jihadis diam," tambahnya dengan rendah hati.

"Saya berharap tindakan saya ini akan mengirim pesan bahwa jihad bukan melulu tentang kekerasan. Jihad juga bisa dengan diam. Berbicara kepada orang-orang, menjawab pertanyaan dengan damai juga jihad."(fq/onislam)


latestnews

View Full Version