KHARTOUM (Berita SuaraMedia) – Duta besar Sudan untuk Teheran mengatakan bahwa AS dan Israel memainkan peran kunci dalam menumbuhkan benih perpecahan dan mengobarkan perang sipil dan gejolak di wilayah selatan.
"Agen intelijen Israel, Mossad, kemungkinan besar akan meningkatkan konflik," ujar Suleiman Abdel Towab pada hari Minggu (2/1) waktu setempat.
Dia juga mengatakan bahwa seorang pejabat senior Mossad telah menyebutkan tujuh negara sebagai "ancaman nyata" bagi Israel, di antaranya adalah Iran dan Sudan.
Utusan itu menambahkan bahwa Israel melihat negaranya sebagai ancaman karena Sudan adalah negara Islam dan sangat populer di Afrika.
"Sudan adalah seperti jembatan antara orang Afrika, Arab, dan Muslim. Jadi Israel dan AS berusaha untuk mengontrol pemerintah Sudan dan memberlakukan sanksi terhadapnya," ujar sang utusan.
Towab menekankan bahwa Sudan telah menunjukkan potensinya untuk pembangunan dan perkembangan, berhasil membuat langkah-langkah besar di masa sanksi dan krisis ekonomi.
"Sudan adalah negara terbesar kedua setelah China dalam hal pertumbuhan ekonomi," ujar duta besar Sudan itu.
Dia menambahkan bahwa Sudan diberi sanksi karena situasi geografisnya yang penting dan peran kunci yang dimainkannya di Afrika dan seluruh dunia.
Sudan, negara terbesar di Afrika, dijadwalkan akan melakukan dua referendum pada tanggal 9 Januari. Pertama tentang kemerdekaan Sudan Selatan dan kedua tentang apakah wilayah Abyei yang kaya minyak akan dihubungkan dengan Utara atau Selatan seandainya terjadi disintegrasi.
Negara itu mengalami perang sipil selama 16 tahun sebelum terjadi gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak di selatan pada tahun 2005.
Sebuah laporan oleh Frontier Economics mengkalkulasi bahwa Sudan akan menderita kerugian sebesar 50 milyar dolar dalam produk domestik bruto dan membebankan 25 milyar dolar pada beberapa negara tetangganya.
Laporan ini muncul di tengah ketegangan seputar area perbatasan menjelang referendum tanggal 9 Januari.
Frontier Economic tiba pada jumlah akhir untuk biaya perang dengan mengambil proyeksi pertumbuhan IMF untuk Sudan dan kemudian mengurangi pertumbuhan per kapital PDB yang sesungguhnya dengan 2.2% untuk setiap tahun di mana Sudan mengalami konflik. (rin/pv/gd) www.suaramedia.com