PARIS (Berita SuaraMedia) – Pemimpin al Qaeda Osama bin Laden mengatakan, pembebasan dua orang sandera Perancis bergantung pada penarikan pasukan Perancis di Afghanistan. Ia juga memperingatkan negeri anggur itu harus membayar mahal atas kebijakan yang diambilnya. Semua itu tertuang dalam rekaman suara yang dipublikasikan Jumat (21/1) waktu setempat.
"Kami mengulangi pesan yang sama kepada kalian: Pembebasan tahanan kalian yang ada di tangan saudara-saudara kami ada kaitannya dengan penarikan pasukan kalian dari negara kami," katanya dalam rekaman suara yang disiarkan Al-Jazeera.
Saluran televisi satelit itu menyebutkan bahwa yang dimaksud bin Laden adalah dua orang jurnalis Perancis yang ditahan di Afghanistan. Meski tidak disebutkan, peringatan itu juga mencakup para tahanan Perancis yang ditahan di Afrika.
Di Paris, Kementerian Luar Negeri Perancis langsung menanggapi rekaman itu dan menekankan bahwa pihaknya tidak akan tunduk pada ancaman semacam itu.
"Kami sudah mantap untuk mengambil tindakan demi rakyat Afghanistan bersama para sekutu kami dalam pasukan yang dipimpin NATO yang memerangi para penguasa Taliban yang terguling," kata Bernard Valero, juru bicara Kementerian Luar Negeri Perancis kepada para wartawan di Paris.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Michele Alliot-Marie mengatakan, "Perancis tetap ada bersama para sekutu atas permintaan dari PBB untuk membantu rakyat Afghanistan."
"Saya memikirkan nasib dua orang warga kami yang ditahan di Afghanistan dan setiap harinya kami berusaha agar mereka dibebaskan," katanya dalam kunjungan ke Israel.
Juru kamera Stephane Tapioner dan reporter Herve Ghesquiere yang bekerja untuk stasiun televisi France 3 ditahan bersama dengan tiga kolega mereka dari Afghanistan pada Desember 2009 di Provinsi Kapisa yang bergunung-gunung di sebelah timur Kabul.
Kepada rakyat Perancis, sang pemimpin al Qaeda mengatakan, "Penolakan presiden kalian untuk menarik diri dari Afghanistan adalah akibat kepatuhannya kepada Amerika, dan penolakan ini adalah lampu hijau untuk membunuh para tahanan."
"Tapi, kami tidak akan melakukan ini pada saat yang tepat baginya," tambahnya. Ia kemudian memperingatkan bahwa posisi yang diambil Presiden Perancis Nicolas Sarkozy akan membuat dirinya dan Perancis membayar mahal di berbagai tempat, di dalam dan di luar Perancis.
Dalam rekaman suara yang keasliannya belum bisa dipastikan itu, bin Laden memperingatkan bahwa dengan segala utang dan defisit anggaran yang dimilikinya, Perancis tidak membutuhkan garis depan baru.
Desember lalu, France 3 mengungkapkan bahwa ada sebuah video baru yang dibuat para penculik sebulan sebelumnya mengenai para jurnalis yang diculik yang dirilis kepada otoritas Perancis, meski video itu tidak dipublikasikan.
Orang tua Tapioner menunjukkan rekaman itu di Kementerian Luar Negeri dan kemudian mengatakan bahwa dua orang sandera itu meminta bantuan pemerintah dalam rekaman itu, mereka tampak kurus namun sehat.
Pemerintah Perancis mengatakan, pembebasan para jurnalis itu merupakan "prioritas yang mutlak."
Rekaman suara yang dirilis Jumat itu merupakan ancaman bin Laden yang kedua terhadap Perancis dalam waktu tak sampai tiga bulan.
Pada 27 Oktober lalu, dalam sebuah video, bin Laden memperingatkan bahwa keamanan Perancis bergantung pada penarikan keluar pasukan Perancis dan diakhirinya ketidakadilan pemerintah terhadap umat Muslim. (dn/af) www.suaramedia.com