Ribuan warga Yordania turun ke jalan memprotes kenaikan harga barang pkok dan lambatnya reformasi politik di negara Arab tersebut.
Aksi unjuk rasa itu di ibukota Amman dan kota-kota utama lainnya diadakan setelah shalat Jumat.
Meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah, para demonstran mengecam kebijakan ekonomi pemerintah, mengatakan kebijakan Perdana Menteri Samir Rifai telah menyebabkan harga pangan dan bahan bakar mengalami kenaikan, pengangguran dan kemiskinan.
"Pemerintah sedang memakan daging kami ... Hai Samir [Rifai], Anda telah membantai kami dengan harga tinggi yang Anda miliki. Menyebankan kami bangkrut", teriak para pengunjuk rasa.
"Hai orang-orang Yordania lakukan revolusi untuk melawan kemiskinan dan kelaparan. Pemerintah harus diturunkan dan tidak ada lagi pencurian negara."
Para demonstran juga mengkritik kabinet Samir Raifai untuk apa yang mereka sebut kegagalan dalam melawan korupsi.
Protes Jumat kemarin (21/1) terjadi setelah perdana menteri Yordania mengumumkan kenaikan gaji bagi pegawai negeri sipil serta pensiunan karyawan yang pensiun dan perluasan program subsidi negara dalam menghadapi ketidakpuasan publik.
Langkah ini mengikuti pengumuman pemerintah dari paket 225 juta dolar dari penurunan harga dari beberapa jenis bahan bakar dan produk pokok termasuk gula dan beras atas perintah Raja Abdullah II untuk membantu meringankan beban rakyat miskin.
Terinspirasi oleh revolusi Tunisia, warga Yordania, yang telah melakukan protes pada minggu lalu, mengatakan mereka akan melakukan tekanan sampai perdana menteri Samir Rifai dan para menterinya mengundurkan diri.
"Rakyat Yordania dalm kondisi terbakar. Pemerintah memotong rakyat yang seperti gergaji.. turunkan Rifai," teriak para demonstran.
Penyelenggara protes, termasuk kelompok oposisi Ikhwanul Muslim, kelompok sayap kiri dan serikat buruh, juga menyerukan reformasi politik, mengatakan Yordania harus diperbolehkan untuk memilih perdana menteri mereka dan seluruh Kabinet daripada ditunjuk oleh raja.(fq/prtv)