Berusaha untuk tetap merunduk, Ikhwan Rabu kemarin mengatakan ingin mempromosikan demokrasi di Mesir, tetapi sama sekali tidak bermaksud untuk mencalonkan presiden.
"Ikhwan tidak mencari kekuasaan," kata Mohammed Morsi, dari bagian media Ikhwan, dalam sebuah konferensi pers di Kairo. "Kami ingin berpartisipasi, bukan untuk mendominasi. Kami tidak akan mencalonkan presiden. Kami ingin berpartisipasi dan membantu, kami tidak mencari kekuasaan."
Gerakan Islam terbesar di Mesir ini juga berusaha menghilangkan kekhawatiran banyak pihak bahwa mereka akan mendorong pendirian sebuah negara Islam di era pasca-Hosni Mubarak.
"Kami menolak negara agama," kata Mohammed Katatny, mantan kepala blok parlemen Ikhwan.
Saat ini, berbagai pihak tampaknya jelas khawatir bahwa Ikhwan akan tampil dalam gerakan pro-demokrasi Mesir. Ini seperti ditengarai berbagai sekutu Mubarak seperti pengusaha Naguib Sawiris, anggota Council of the Wise, serta sekutu Mubarak di luar negeri, termasuk Amerika Serikat.
Kekhawatiran itu diperparah dengan pernyataan dari Ayatollah Iran, Ali Khameni pekan lalu, bahwa pergolakan di Mesir dan negara-negara regional lainnya sebagai "kebangkitan Islam."
Katatny mengatakan Ikhwan tidak bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat oleh orang lain.
"Rezim telah menggunakan boneka Ikhwan untuk mengatakan kepada dunia bahwa rezim adalah satu-satunya yang bisa menjaga negara ini, tapi ini adalah salah dan itu adalah cara mereka mengabaikan tuntutan rakyat." (sa/cnn)