Film anti-Israel berjudul "Miral" akan diputar di Majelis Umum PBB hari ini. Pemutaran film yang disutradarai oleh sineas AS keturunan Yahudi Julian Schnabel ini, membuat berang pemerintah Israel.
Film "Miral" diangkat dari novel autobiografi karya Rula Jebreal, seorang wartawan Palestina. Dalam novelnya, Jebreal mengangkat cerita seputar konflik Arab-Israel setelah tahun 1948 dari sisi pandang seorang Palestina.
"Miral" adalah nama tokoh dalam film tersebut. Sama seperti Jebreal, Miral tumbuh di sebuah panti asuhan di kota Al-Quds (Yerusalem Timur). Rumah yatim piatu itu dikelola oleh seorang keluarga Palestina yang kaya raya, yang pada suatu pagi di tahun 1948 menemukan 55 anak Palestina yang lolos dari sebuah desa yang diambil alih oleh pasukan Zionis. Anak-anak itu lalu diasuh oleh keluarga kaya tersebut.
Selanjutnya, Schnabel--sutradara yang kerap memenangkan penghargaan ini--dalam film ini menelusuri kehidupan dua orang perempuan Palestina dari mulai dari masa mereka membangun panti asuhan itu sampai masa perjanian Oslo tahun 1993, perjanjian "damai" antara Israel dan Yaser Arafat yang mewakili Palestina.
Pemeran utama film "Miral" adalah seorang aktris India, Freida Pinto yang dikenal lewat film "Slumdog Millionaire". "Miral" juga diputar di festival film Venice pada tahun 2010.
Schabel mengatakan, film "Miral" merupakan kisah kehidupan seorang warga Palestina dan sangat penting bagi seorang Yahudi Amerika seperti dirinya, menceritakan tentang kehidupan seorang warga Palestina.
"Intinya, karena saya seorang Yahudi Amerika, itulah sebabnya cerita ini menyentuh hati saya, karena ini merupakan bagian terbesar dari kehidupan saya," kata Schabel.
Ia melanjutkan, "Penting bagi kaum Muslimin untuk mendengar ini semua, penting bagi kaum Yahudi untuk melihat ini semua, juga untuk Israel dan untuk siapa siapa saja, di mana saja."
Pemutaran film "Miral" di Majelis Umum PBB membuat berang Israel. Rezim Zionis itu menyatakan kecewa atas sikap PBB yang mengizinkan film itu diputar di Majelis Umum. Namun Juru Bicara PBB, Jean-Victor Nkolo mengesampingkan protes Israel itu dan menegaskan tidak ada motif politis dibalik pemutaran film tersebut. (ln/rhm.org)