FPI yang jadi korban aksi massa beringas, FPI justru yang disalahkan. Anehnya, bukan mengecam aksi massa bersenjata yang menerobos objek vital negara, Presiden SBY justru memojokkan FPI.
Meski mendapat kecaman bertubi-tubi dari pemberitaan media massa sekular, namun Front Pembela Islam (FPI) tak sepi dari dukungan. Dalam akun jejaring sosialnya, pimpinan Majelis Adz-Dzikra, Ustadz Muhammad Arifin Ilham, menyatakan dukungannya secara terbuka kepada FPI. Arifin menyatakan,"Saya Muhammad Arifin Ilham mencintai Habib Rizieq Syihab dengan segala konsekwensi…teruslah duhai habib yang mulia, berdakwah dan berjihad…" tulis Arifin Ilham.
Selain pimpinan Majelis Adz-Dzikra, Ustadz Muhammad Arifin Ilham, yang menyuarakan dukungannya kepada FPI secara terbukan melalui akun jejaring sosialnya, dukungan juga datang dari politisi Partai Keadilan Sejahtera di Komisi III DPR. Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III dengan FPI dan Forum Umat Islam (FUI), anggota FPKS, Aboe Bakar Al-Habsy, menyatakan dukungannya terhadap kiprah dakwah FPI. Habib, demikian Aboe biasa disapa, menyatakan keheranannya mengapa FPI yang menjadi korban ancaman kekerasan di Kalimantan Tengah, tapi justru FPI yang menjadi bulan-bulanan media massa untuk dibubarkan. Anehnya, Presiden SBY pun turut berbicara meminta FPI introspeksi diri terkait peristiwa tersebut. "SBY harus introspeksi. Bangsa ini harus introspeksi. Kenapa FPI (yang) dipojokkan?" tegasnya.
Pernyataan Presiden SBY memang sungguh memprihatinkan. Sebagai kepala negara yang bertanggung jawab terhadap stabilitas nasional, harusnya ia mengecam keberadaan orang-orang bersenjata yang menerobos masuk ke bandara yang merupakan area objek vital negara. Apalagi, massa beringas juga sempat masuk ke landasan pacu pesawat. Sebagai kepala negara, apakah SBY tidak paham bahwa tindakan massa anarkis tersebut adalah pelanggaran hukum yang bisa mengakibatkan hilangnya nyawa orang dan merusak citra Indonesia di mata internasional karena objek vitalnya begitu mudah dikuasai oleh massa anarkis bersenjata."Jadi siapa yang anarkis?" Gugat Aboe Bakar Al-Habsyi.
Kepada perwakilan FPI dan FUI yang datang mengadu ke DPR, politisi berperawakan subur ini menyatakan Fraksi PKS tidak akan tinggal diam menyikapi kasus ini. Jika memang ada aparat keamanan dan aparat pemerintahan terlibat dalam menggalang aksi massa penolakan FPI di Kalteng, Aboe meminta mereka semua diusut. Ia juga bangga dengan FPI karena telah menyalurkan aspirasi melalui jalur yang konstitusional dengan mengadukan persoalan ini ke DPR. "FPI adalah bagian dari anak bangsa yang mendapatkan hak-hak yang sama. Diantara hak itu adalah membuka cabang organisasi di seluruh wilayah Indonesia," paparnya.
Selain Aboe Bakar Al-Habsyi, koleganya sesama anggota FPKS, Indra, juga memberikan dukungannya kepada FPI. Indra mengatakan, pemberitaan miring terhadap FPI adalah bentuk diskriminasi media dan ketidakadilan. Indra menegaskan, keberadaan FPI dalam aksi nahi munkarnya adalah cermin dari kelemahan aparat dalam memberantas kemaksiatan."FPI tidak mungkin menyerbu tempat maksiat, jika polisi berani bertindak," tegasnya. (AW/Eramuslim.com)