Kelompok yang dianggap ultra-konservatif Mesir "Dakwah Salafi" mengecam keras pemimpin Hamas Ismail Haniyah tak lama setelah ia memimpin shalat di Masjid al-Azhar, Jumat pekan lalu, mengatakan Haniyah telah bertemu dengan para pemimpin Syiah di Iran sementara itu aksi pembunuhan terhadap kaum Sunni di Irak dan Suriah sedang berlangsung dan Sunni diserang hampir setiap hari.
"Kami menolak Haniyah memimpin shalat di dalam masjid sunni terbesar Mesir setelah ia berjabat tangan dengan kaum Syiah, dan Mesir adalah negara Sunni dan kami tidak menerima orang yang berjabat tangan dengan kaum pembunuh di Irak dan Suriah," kata sebuah pernyataan yang dirilis oleh kelompok "Dakwah Salafi", Jumat lalu.
"Dakwah Salafi" mengatakan Haniyah, yang didukung oleh Ikhwanul Muslimin, mengikuti metode kecurangan dengan berbohong, licik dan bermain di semua lini setelah ia berjabat tangan dengan Syiah di Iran dan Hizbullah Libanon serta Bashar al-Assad dan sekarang dia datang ke Mesir untuk bersalaman dengan kita, meskipun ia tidak pernah mengutuk Assad sekali pun. "
"Tidak ada perbedaan antara orang Yahudi, Hizbullah dan Iran ketika mereka semua berkumpul melawan firman Allah dan ingin memecah Islam," tambah pernyataan "Dakwah Salafi".
"Tidak ada perbedaan antara pembantaian di Suriah dan Gaza, mereka semua Muslim," tambah kelompok tersebut.
"Mengapa kita hanya peduli tentang masjid al-Aqsha dan Jihad di sana dan mengabaikan Aleppo dan seluruh wilayah Suriah."
Kelompok "Dakwah Salafi" juga mengkritik Ikhwanul Muslimin, yang menurut mereka, gagal untuk mendukung polisi berjenggot dalam sengketa mereka dengan kementerian dalam negeri.(fq/bm)