View Full Version
Kamis, 15 Mar 2012

Komandan FSA: Assad Layak Mendapat Nasib Lebih Buruk dari Gaddafi

Kamis, 15/03/2012 12:20 WIB

"Assad telah menewaskan begitu banyak orang dan ia layak mendapat nasib buruk lebih dari Gaddafi," kata Ammar al-Wawi, salah satu pemberontak Suriah yang sekarang menjabat di komando Tentara Pembebasan Suriah (FSA).

Dan meskipun fakta bahwa FSA hanya dipersenjatai dengan Kalashnikov dan pistol, dan berada pada kerugian besar karena harus melawan tank dan artileri militer Bashar al-Assad, Wawi mengatakan dia yakin presiden Suriah tersebut akan jatuh.

"Revolusi Suriah melawan (kekuatan kolonial) Perancis butuh 10 tahun dan Palestina telah berjuang melawan Israel sejak 1948, tetapi kemenangan revolusi akan datang ketika orang memutuskan untuk mengakhiri rezim, ujar Wawi

Mantan tentara di militer Suriah ini mengatakan bahwa mereka tak memerlukan masyarakat internasional, sembari mengatakan para pemimpinnya "tidak memiliki etika dan selalu mendukung para diktator."

Mengacu kepada pemimpin Libya Muammar Gaddafi, Presiden terguling Mesir Hosni Mubarak dan mantan presiden Tunisia Zine el Abidine Ben Ali, ia berpendapat bahwa semua diktator menggunakan taktik menakut-nakuti yang sama dengan masyarakat dunia.

"Tapi itu semua bohong."

Sebaliknya, dia mengklaim bahwa rezim Suriah didukung melakukan tindakan keras oleh unsur-unsur pasukan keamanan dari Iran, milisi Hizbullah dari gerakan Syiah Libanon dan pendukung ulama radikal Syiah Irak Moqtada al-Sadr .

Wawi menuduh rezim Assad mulai menggunakan agama untuk membagi negara ini, yang mayoritas penduduknya adalah Muslim Sunni.

Namun Wawi menegaskan Suriah tidak akan berubah menjadi Irak yang lain, di mana invasi pimpinan AS tahun 2003 memicu pemberontakan Arab Sunni yang berubah menjadi pertumpahan darah sektarian pada tahun 2006 dan 2007 di mana puluhan ribu orang meninggal.

"Di Suriah, kita tidak membayangkan akan adanya perang saudara sektarian karena semua rakyat Suriah menginginkan hal yang sama, Jatuhnya Assad!" tegasnya.(fq/afp)


latestnews

View Full Version