View Full Version
Selasa, 18 Jun 2013

Simon Peres Menyebut Mujahidin Sebagai ?Teroris Pengangguran?

 Selasa, 9 Sya'ban 1434 H / 18 Juni 2013 13:52 WIB

Presiden Israel Shimon Peres menyatakan tidak khawatir bila AS berencana untuk mempersenjatai pemberontak Suriah bisa mengganggu keamanan nasional negara Yahudi itu , Ia menambahkan bahwa “teroris pengangguran” di dunia sedang menuju ke wilayah tersebut, dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Selasa.

peres3

Banyak pejabat Israel memperingatkan bahwa pasokan senjata ke pejuang Suriah berjuang melawan rezim Presiden Bashar al-Assad bisa jatuh di tangan pemberontak Islam radikal (red-Mujahidin) , yang bisa menggunakan senjata-senjata ini kemudian melawan Israel.

Amerika Serikat, yang telah memasukkan Jabhat Al-Nusra ke dalam daftar hitam , mengatakan kelompok pemberontak Suriah itu berafiliasi dengan al-Qaeda.

Peres juga menyatakan bahwa teroris ‘pengangguran’ dunia sedang menuju ke wilayah tersebut, dan secara bertahap membawanya ke situasi kehancuran.

“Mereka membunuh rakyat Lebanon, mereka membunuh rakyat Suriah, mereka membunuh rakyat Irak. Dimanapun mereka, akan membahayakan identitas Arab, kewarganegaraan mereka. ”

Namun, ketika ditanya Reuters kepada Peres , jika keputusan AS untuk mempersenjatai pemberontak Suriah apakah keputusan itu bijaksana, Peres mengatakan “Ya.”

“Mereka tidak punya pilihan,” tambahnya. “Sayangnya hal ini menjadi lebih dari hanya sekedar konfrontasi antara dua negara adidaya dan (ada juga ) intervensi yang tumbuh dari kekuatan luar … Ini adalah sebuah tragedi.

Dalam wawancara dengan Reuters, Peres juga menolak gagasan bahwa Israel secara sepihak akan melancarkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran.

“Mengapa Israel berbicara tentang perang dan senjata? Kita harus memahami ada hal-hal yang kita tidak bisa lakukan, “kata Peres, ia menambahkan bahwa hanya Amerika Serikat yang bisa mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Hassan Rowhani mengatakan dalam pidato pertamanya sebagai presiden baru Iran bahwa Teheran akan bekerja lebih transparan mengenai program nuklirnya. (Arby/Dz)


latestnews

View Full Version