Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Istiftah adalah bacaan di permulaan shalat setelah takbiratul Ihram sebelum membaca ta’awud dan al-Fatihah. Dibaca di rakaat pertama saja. Bentuknya berupa dzikir atau doa. Di masyarakat kita sering disebut dengan doa istiftah.
Hukum membaca istiftah adalah sunnah. Tidak wajib. Berlaku pada shalat fardhu dan shalat-shalat sunnah; baik sunnah rawatib atau nafilah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَبَّرَ لِلصَّلَاةِ سَكَتَ هُنَيَّةً قَبْلِ أَنْ يَقْرَأَ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ : أَقُولُ : اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ اَلْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اَللَّهُمَّ نقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى اَلثَّوْبُ اَلْأَبْيَضُ مِنْ اَلدَّنَسِ اَللَّهُمَّ اِغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
“Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila telah bertakbir untuk shalat beliau diam sejenak sebelum membaca (al-fatihah). Lalu aku tanyakan hal itu kepadanya. Beliau menjawab: "Aku membaca doa: Ya Allah jauhkanlah diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana telah Engkau jauhkan antara Timur dengan Barat. Ya Allah bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah cucilah diriku dari kesalahan-kesalahanku dengan air es dan embun”.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Shalat dalam hadits ini berlaku umum; mencakup shalat fardhu dan sunnah. Beliau membaca doa istiftah ini secara sirr (pelan) sehingga disifati dengan “diam sesaat”. Walaupun di kondisi lain –saat ada hajat- boleh untuk mengeraskannya sebagaimana yang dilakukan Umar bin al-Khathab Radhiyallahu 'Anhu.
Lajnah Daimah pernah mendapat pertanyaan tentang masalah ini, “apakah (doa) iftitah Shalat diucapkan di setiap shalat atau hanya di shalat fardhu saja?”
Lajnah Daimah menjawab,
دعاء الاستفتاح يقال في كل صلاة فريضة أو نافلة، ويقال في الركعة الأولى قبل قراءة الفاتحة
“Doa Istiftah dibaca di setiap shalat fardhu atau shalat nafilah. Dan dibaca di rakaat pertama sebelum membaca al-Fatihah.” (Fatawa Lajnah Daimah no. 18591)
Syaikh Bin Bazz Rahimahullah menjelaskan di Fatwanya berjudul “Apakah Doa Istiftah khusus untuk shalat fardhu saja?”:
الاستفتاح مشروع للجميع، في النافلة والفريضة، في صلاة الضحى، صلاة التراويح، صلاة التهجد، يستفتح الإنسان في أولها، بعد التكبيرة الأولى
“Doa Istiiftah disyariatkan dibaca di semua shalat; shalat nafilah dan shalat fardhu, di shalat Dhuha, shalat tarawih, dan shalat tahajjud. Seseorang membaca istiftah di awal shalatnya setelah takbiratul ihram.”
Kesimpulan
Doa istiftah dibaca dalam shalat fardhu dan semua sunnah (kecuali shalat janazah). Dibaca dengan sirr setelah takbiratul ihram sebelum membaca ta’awudz dan al-Fatihah.
[Baca: Kedudukan ''Allahu Akbar'' Sebagai Pembuka Shalat]
Anggapan bahwa doa istiftah tidak dibaca kecuali di shalat fardhu saja adalah anggapan tidak benar. Kalau ditinggalkan dalam satu shalat tidak mengapa. Artinya shalat tetap sah. Karena hukumnya sunnah dan tidak wajib. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]