View Full Version
Senin, 18 Apr 2011

Pembunuhan Karakter: Ba'asyir Dikait-kaitkan dengan Bom Masjid Cirebon

JAKARTA (voa-islam.com) – Pemboman di Masjid Az-Zikra Mapolresta Cirebon Jawa Barat, saat jamaah sedang menunaikan shalat Jumat (15/4/2011) lalu, dikecam seluruh komponen umat Islam, termasuk amir Jama'ah Ansharut Tauhid KH Abu Bakar Ba'asyir. Anehnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memaksakan tudingan prematur bahwa Ba'asyir ada hubungannya dengan aksi biadab tersebut. Waspadai upaya pembunuhan karakter terhadap ulama.

Pasca aksi bom bunuh diri di Masjid Mapolresta Cirebon saat jamaah yang kebanyakan polisi sedang menunaikan shalat Jum'at, seluruh komponen umat Islam kompak mengecam sebagai tindakan  yang menyalahi ajaran Islam.

Ormas-ormas Islam yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Dakwah Khusus dalam pernyataan sikapnya secara tegas mengutuk aksi bom di masjid itu sebagai tindakan biadab yang tidak menghormati kemuliaan ajaran Islam, kesucian masjid dan keagungan hari Jum’at. Dalam pernyataan yang dirilis di Gedung Menara Da’wah Jakarta, Sabtu (16/4/2011), itu Pokja mengingatkan kemungkinan fitnah susulan terhadap umat Islam pasca bom Cirebon.

Pernyataan sikap itu disusun setelah menggelar rapat ormas-ormas Islam anggota Pokja, antara lain: Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII), Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Mahladi (PP Hidayatullah), DA’INA, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Al-Irsyad Al-Islamiyah, Partai Bulan Bintang, dan BKSPPI (Badan Koordinasi dan Silaturrahmi Pondok Pesantren Indonesia).

Pernyataan senada disampaikan Forum Umat Islam (FUI)  pada hari yang sama. FUI menyebut pemboman di masjid itu sebagai tindakan keliru yang bertentangan dengan prinsip ajaran Islam. Karenanya, FUI mengecam aktor dan pelaku pemboman jamaah masjid yang sedang shalat itu sebagai tindakan yang justru menyerang simbol dan ajaran Islam.

"Pelaku dan aktor intelektual yang  ada di belakangnya adalah orang yang  tidak paham fiqih jihad, sebab dalam fiqhul jihad sama sekali tidak dibenarkan melakukan penyerangan terhadap rumah ibadah, apalagi masjid," terang Sekjen FUI Muhammad Al-Khaththath.

Pada hari yang sama, dari Sukoharjo, Jawa Tengah, Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT) juga melansir Press Release soal bom Cirebon. Secara tegas, jubir utama JAT, Ustadz Abdul Rohim Ba’asyir mengecam aksi pemboman masjid Mapolresta Cirebon sebagai perbuatan haram. Karenanya, JAT menolak keras segala upaya yang mengatasnamakan perjuangan Islam namun melanggar batas-batas syariat Islam.

....JAT mengecam aksi pemboman masjid Mapolresta Cirebon sebagai perbuatan haram yang melanggar syariat Islam....

Meski seluruh ormas Islam tidak menolerir aksi bom masjid Cirebon karena bertentangan dengan syariat Islam, namun Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Inspektur Jenderal Ansyaad Mbai ngotot mengait-ngaitkan bom bunuh diri di masjid dengan umat Islam, terutama sosok KH Abu Bakar Ba'asyir. Ansyaad Mbai menuding bom bunuh diri masih terkait dengan jaringan kelompok Jalin Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam.

Menurut Ansyaad, meskipun kelompok-kelompok ini terpecah-pecah dan melakukan operasinya sendiri-sendiri, tetapi ide besar mereka tetap sama dan saling terkait. Bom bunuh diri di Cirebon, tudingnya, berasal dari kelompok tertentu yang tetap ada kaitannya dengan jaringan kelompok yang lain. Meski teror di berbagai tempat dilakukan kelompok-kelompok yang berbeda, jaringan di belakang mereka tetap sama.

"Jangan dilihat kelompok per kelompok. Kelompok kecilnya bisa berbeda, tetapi pasti ada tokoh di belakang kelompok itu yang terkait dengan jaringan induknya," ujar Ansyaad, Ahad (17/4/2011).

Ketika ditanya soal keterlibatan Abu Bakar Ba'asyir, menurut Ansyaad, tentu saja tidak bisa dielakkan, karena keterkaitan antarjaringan tadi.  "Tentu saja, Abu Bakar Basyi’r terlibat karena kelompok-kelompok ini kan tetap ada hubungannya. Kesannya mereka terpecah-pecah, tetapi sebetulnya mereka tetap satu," tegasnya sebagaimana diberitakan metrotvnews.

Pernyataan kepala BNPT ini tentu saja memunculkan tanda tanya besar. Mengapa ia begitu keukeuh mengait-ngaitkan bom Cirebon dengan umat Islam, terutama sosok KH Abu Bakar Ba'asyir yang sedang menghadapi persidangan dalam tuduhan tindak pidana terorisme dengan ancaman hukuman mati? Padahal seluruh mata dunia menyaksikan bahwa aksi pemboman masjid itu dikecam bahkan dikutuk oleh umat dan para tokoh Islam, termasuk KH Abu Bakar Ba'asyir.

....BNPT begitu keukeuh mengait-ngaitkan bom Cirebon dengan KH Abu Bakar Ba'asyir, padahal seluruh mata dunia menyaksikan bahwa ulama sepuh ini mengecam aksi pemboman masjid itu....

Inikah makna tersirat dari pernyataan FUI, bahwa aksi pemboman masjid tidak bisa dipisahkan dari operasi intelijen untuk pembusukan dan adu domba umat Islam? Wallahu a'lam.

Dari balik terali besi, Ustadz Abu yang dikait-kaitkan dengan bom masjid Cirebon menyatakan tidak tahu-menahu. Ulama sepuh  berusia 72 tahun ini tidak kaget dengan makar berbagai pihak yang selalu mengaitkan dirinya dengan berbagai kasus bom di tanah air. Ustadz Abu tak panik dengan berbagai tudingan itu, karena menurutnya, hanya orang tak waras yang semberono menuding seperti itu.

“Kalau ada yang mengkait-kaitkan saya dengan bom di Cirebon itu orang gila!” ujarnya enteng, saat ditemui di sel Bareskrim Mabes Polri, Jum’at (15/4/2011) pukul 16.15.

Menanggapi berbagai tudingan itu, JAT Media Centre dalam pernyataan resminya menilai bahwa pengaitan Ustadz Abu dengan bom Cirebon adalah fitnah keji untuk pembunuhan karakter (character assassination).

....Pengaitan peristiwa  bom Cirebon dengan Ustadz Abu bakar Ba’asyir adalah  fitnah keji dan upaya pembunuhan karakter....

"Pengaitan peristiwa  bom Cirebon dengan Ustadz Abu bakar Ba’asyir oleh beberapa oknum adalah  fitnah yang keji yang tidak bertanggungjawab," jelas Sonhadi, direktur JAT Media Center kepada voa-islam.com, Senin (18/4/2011). "Ini merupakan  upaya pembunuhan karakter terhadap ustadz Abu Bakar  Ba’asyir," pungkasnya. [taz]


latestnews

View Full Version