View Full Version
Senin, 27 Jan 2014

Siklus Aliran Sesat: Dari Gagal Klarifikasi ke Mubahalah ?

SURAKARTA (voa Islam) – Ahad (26/01/2014), peserta Kajian Rutin di Joglo Ar Rahmah, Pajang, Laweyan menyimak ceramah dengan tema tentang Aliran Sesat. Ustadz Anung Al Hamat, salah satu Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) dari Jakarta memaparkan secara singkat dalam waktu 1 jam lebih sedikit. Tentu saja, waktu yang amat singkat tidak bisa mengupas secara mendalam dan tuntas. Namun setidaknya kaum muslimin yang hadir mendapat bekal awal untuk memahami rumitnya pemasalahan kesesatan beberapa firqoh besar dalam tubuh kaum muslimin itu sendiri. Terutama untuk bekal ummat agar selamat dan tidak tersesat.

Kandidat Doktor Pendidikan Islam di Universitas Ibnu Khaldun Bogor ini menyampaikan adanya kesamaan perilaku dua firqoh sesat antara tokoh Syiah dengan Murji’ah kontemporer, baik di tingkat lokal maupun dunia. Yakni selalu menghindar saat hendak di klarifikasi (tabayyun) sehingga berujung pada Mubahalah dikarenakan kebiasaan berdustanya.

Menyoal masalah ini karena memang kedatangan beliau menggantikan Ustadz Farid Ahmad Okbah, M.Ag. ke Solo bersama Ustadz Hartono Ahmad Jaiz yang juga ahli dalam aliran-aliran sesat, adalah dalam rangka datang untuk menjadi saksi dalam forum tabayyun yang gagal di mesjid Al Huda, Ngruki pada hari Sabtu (25/01/2014) kemarin. Dimulai dengan memberi gambaran induk kesesatan yang terwakili pada 4 (empat) firqoh besar, yakni Syiah, Khawarij, Murji’ah dan Mu’tazilah.

... kesalahan orang-orang yang berintishob kepada manhaj Salaf adalah menuduh orang-orang yang ingin menegakkan Hukum Alloh sebagai Khawarijy atau Takfiry...

Sedangkan untuk konteks Nusantara, beliau menyebutkan bahwa aliran-aliran menyimpang di Indonesia saja pada saat ini, untuk di Jawa Barat saja tidak kurang dari 250 aliran. Namun sebenarnya penyimpangan yang terjadi pada aliran sesat dulu dan sekarang ada keterkaitan. Pada prinsipnya seluruh aliran sesat menyimpang dari kebenaran ketika berkeyakinan keliru tentang: 1. Ibadah, 2. Asma’ dan Shifat Alloh Subhanahu wa Ta’la, 3. Keadilan Para Shahabat nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam, 4. Masalah Janji dan Ancaman, 5. Masalah Taqdir. Ini seperti yang disampaikan oleh Prof.Dr. Abdulloh bin Abdul Aziz Al Jibrin, kata beliau.

Sebagaimana ustadz Hartono Ahmad Jaiz yang menerangkan kesesatan paham Syiah pada hari Kamis malam (23/01/2014) di tempat yang sama, maka ustadz Anung Al Hamat menerangkan fenomena aktual munculnya paham sesat Murjiah kontemporer.

Disampaikannya bahwa Prof. Dr. Sa’ad As Syatsri, seorang ulama besar Saudi Arabia dalam bukunya: ”Haqiqah Al Iman Wa Bida’ Al Irja Fil Qadim Wal Hadits“ menerangkan kesalahan orang-orang yang berintishob kepada manhaj Salaf adalah menuduh orang-orang yang ingin menegakkan Hukum Alloh sebagai Khawarijy atau Takfiry. Padahal ini justru merupakan diantara ciri-ciri kelompok sesat Murjiah masa kini dan bertentangan dengan manhaj salaf yang mereka klaim itu sendiri.

Diantara buktinya adalah tulisan Abdul Malik Ramadhan Al Jazairi yang berjudul Madarikun Nazhor Fii Siyasah. Ketika Dr. Safar Hawali memberi masukan dengan menulis buku Zhohirotul Irja’ fiil Fikri al Islamy kepada seorang Syekh dalam jilid keduanya. Maka Abdul Malik Al Jazairi melekatkan vonis Khawarij Kontemporer (Khorijiyyun ‘Ashr) kepada Dr. Safar Hawali dalam Madarikun Nazhor dimana buku ini dijadikan panduan kalangan yang menisbatkan diri sebagai Salafiyyun hari ini.

Syekh Ihsan Al Utaibi, seorang ulama Yordania dan juga murid Syekh Al Albani menukis sebuah artikel bagus yang artinya "Dusta Baru yang Dibuat Ali Hasan Al Halabi", yakni ketika Al Halabi menisbatkan sebuah buku kepada Syaikh Sholeh Al Fauzan sedangkan Syaikh Al Fauzan membantahnya. Kalau kepada orang yang masih hidup saja al Halabi berani berbohong maka apalagi kepada orang yang sudah meninggal.

Syekh Ihsan Al Utaibi juga pernah mendatangi Syekh Utsaimin semasa beliau hidup untuk mengklarifikasi apakah benar beliau menyayangkan fatwa Komisi Fatwa Ulama Saudi yang menyatakan Ali Hasan al Halabi adalah Murjiah. Maka Menurut beliau, Syekh Utsaimin mengkatakan :"Saya tidak pernah mengatakan kata-kata itu, bahkan jika ada tulisan disitu ada tanda tangan saya (bahwa saya menyayangkan fatwa tersebut,red.) maka jangan engkau benarkan!"

Maka syekh Ihsan menantang mubahalah kepada Ali Hasan Al Halabi karena dia selalu mengatakan bahwa Syekh Utsaimin menyayangkan fatwa Komisi Fatwa Ulama Saudi tersebut. Bahkan dalam buku Ali Hasan yang baru "Al Hujjah al Qoimah", Ali Hasan masih menyebut-nyebut hal itu. Dan Ali Hasan ternyata tidak mau menanggapi tantangan mubahalah dari syekh Ihsan al Utaibi. Hal ini diungkap Ustadz Anung Al Hamat karena ada hal yang harus diluruskan pada tulisan tokoh Salafi Indonesia yakni Yazid Abdul Qadir Jawaz di majalah As Sunnah yang memuat soal diatas dengan judul "Murjiah, Antara Ahlus Sunnah dan Hizbiyyah". (Abu Fatih/voa Islam)

Silahkan baca juga:

1. Waspada!!! Tipu Daya Kelompok Sesat Jahmiyah Murjiah Berpakaian Salafi 

2. Salafi Maz'um tak Mau Dialog karena Memvonis Orang Lain Ahlul Bid'ah


latestnews

View Full Version