View Full Version
Selasa, 06 May 2014

Tabligh Akbar Ust Salimin Tak Ngefek, DKM 'Pengudeta' MMR Panggil Ustadz Artis

BEKASI (voa-islam.com) – Pasca diambil alih paksa oleh Pemkot Bekasi, kegiatan Masjid Muhammad Ramadhan (MMR) tak tentu arah. Semua kegiatan kajian DKM ‘terguling’ dilarang keras dilaksanakan di masjid, sampaipun kajian rutin kaum ibu di hari Rabu dan Jum’at. Sebagai gantinya, DKM MMR yang baru menyelenggarakan kegiatan tandingan, seperti peringatan maulid Nabi yang diakhirkan dan Isra’ Mi’raj yang diawalkan (kamis, 24/4/14) dan tabligh Akbar. Anehnya, tabligh Akbar diagendakan bertepatan kajian rutin Ummahat.

Pada Rabu (30/04/2014), pengurus DKM baru versi Pemkot Bekasi bekerjasama dengan Ustadz Salimin Dani, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bekasi mengadakan tabligh akbar tepat pada jadwal kajian rutin Ummahat MMR.

Walaupun menggunakan merek Tabligh Akbar dan menghadirkan Ustadz kenamaan di Bekasi ternyata jamaah yang hadir tak ada separuhnya dari jumlah jamaah kajian Ummahat yang akhirnya diberi tempat di Komplek Perumahan Pondok Mitra Lestari. Tak lebih dari 50 orang yang hadir di Tabligh Akbar oleh tokoh yang pro penggulingan DKM MMR dibawah kepemimpinan Ust Nanang ini. Lebih memprihatinkan lagi, dari jumlah tersebut, separuhnya adalah jamaah rutin pengajuan ibu-ibu di hari Rabu & Jum’at. [baca: Tandingi Kajian Rutin Ummahat MMR, DKM Baru & Ust Salimin Adakan Tabligh Akbar?]

Seolah tabligh Akbar Ustadz Salimin kurang ngefek, pada Rabu (07/05/2014) besok DKM ‘Pengudeta’ MMR mengadakan kembali tabligh Akbar di MMR dengan penceramah 'artis' Ustadz H. Zacky Mirza (Da’i tv one). Kaum Ibu dan remaja putri menjadi sasaran utama tabligh akbar jilid 2 ini.

Kesan menyaingi pengajian UmmahatMMR ‘MT Pecinta Sunnah’ sangat kental dengan penetapan hari dan waktunya.

“Waktu: 08.00 Wib s/d selesai,” keterangan dalam baliho yang dipasang di depan MMR yang kami ambil gambarnya, Senin (5/05/2014).

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, Pemkot Bekasi mengambil alih paksa Masjid Muhammad Ramadhan (MMR) dari tangan DKM MMR yang diketuai Ustadz Nanang Prayudiyanto, Ahad (20/04/2014). Terdengar kabar, ikut campurnya Pemkot dalam ranah keagamaan ini karena keputusan sepihak ketua Yayasan yang menyerahkan masjid ke Pemkot. Namun sayang, Pemkot tidak berusaha mempertemukan pihak yayasan dan DKM yang sudah berselisih sejak beberapa tahun sebelumnya untuk mencari titik temu.

Proses eksekusi pengambilalihan masjid di tanah Fasos dan Fasum ini dinilai banyak pihak sangat berlebihan. Tidak hanya membawa Satpol PP dan Brimob, pihak pengambl alih juga membawa massa dari FBR dan FPI. Bahkan terlihat sejumlah pria bertato ikut berbuat keonaran di lingungan masjid yang makmur kegiatan keislamannya ini. [Baca: Sukandar Ghozali Dibalik Turunnya FBR dalam Pengambilalihan Paksa MMR?]

Setelah mengambil alih masjid, Pemkot segera membentuk pengurus baru. Tidak hanya itu, kunci-kunci pintu masjid pun langsung diganti. Aset-aset masjid dirampas. Semua kegiatan kajian dihentikan.

Sejumlah plang kantor TPM dicopot. Tidak hanya itu, Papan pengumuman larangan merokok dan anjuran berjilbab di lingkungan masjid tidak luput dari sasaran. [PurWD/voa-islamcom]


latestnews

View Full Version