View Full Version
Rabu, 12 Jun 2019

Haedar Nashir: Karena Nafsu Dunia, Banyak Orang yang Menghalalkan Segala Cara

BOGOR (voa-islam.com)—Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan ajaran Islam melarang umatnya bersikap rakus, berlebih-lebihan serta larut dalam urusan dunia. Hal ini disampaikan Haedar saat memberi tausyiah halal bi halal Idul Fitri di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin (10/6/2019).

“Sudah berapa kali kita ketemu puasa ramadhan? Pertanyaannya, bisa tidak puasa mengubah watak buruk kita selama ini? “ kata Haedar seperti dikutip dari laman Muhammadiyah.or.id.

Lebih lanjut Haedar mengungkapkan ibadah puasa Ramadhan yang dijalankan selama satu bulan dimaksudkan untuk melatih menahan diri dari nafsu dunia. Nafsu dunia ini disukai umat manusia. Dalam momen Idul Fitri diharapkan umat Islam harus memberikan manfaat satu sama lain, menebar manfaat, memakmurkan dunia.

Makanlah engkau, minumlah engkau, tapi jangan berlebih-lebihan. Tidak sedikit orang saking bernafsu mengejar dunia, berlebihan ada banyak kemungkinan menghalalkan segala cara, melakukan tindakan keluar dari koridor agama.  

"Semoga di kampus ini akan lahir generasi khoiru ummah, membangun peradaban umat yang terbaik,”  ucapnya. 

Sementara Rektor IPB University, Arif Satria dalam sambutannya bertajuk “Idul Fitri, Pembangunan Karakter, dan Transformasi Bangsa” menyampaikan  di hari fitri untuk merenungkan kembali sabda Rasulullah SAW. 

“Ada tiga sifat yang menjadi ciri kebesaran umat Muhammad SAW yakni Pertama, hubungan tali persaudaraan dengan setiap orang termasuk orang yang membenci kamu. Kedua, tolonglah orang lain termasuk orang yang tidak pernah menolong kamu. Ketiga, maafkan orang lain walaupun kamu teraniaya dan terzalimi olehnya. Islam tidak pernah mengenal dendam. Umat Islam yang telah digembleng dan dididik secara disiplin tinggi oleh Allah melalui sekolah Ramadhan pasti akan mampu dengan ijin-Nya untuk mengemban tugas membangun peradaban guna memberikan kontribusinya yang terbaik kepada masyarakat dan bangsanya,” papar Arif.

Lebih lanjut Rektor menyampaikan pendidikan Ramadhan adalah media bagi kita untuk benar-benar menjadi umat terbaik. Hal ini karena pendidikan Ramadhan telah mengajarkan kepada kita sejumlah karakter mulia sebagai basis membangun kultur diantaranya kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, kerendahan hati, keikhlasan, kesabaran dan tawakal. 

“Enam karakter di atas sekaligus bersifat multidimensi yaitu dimensi personal, interpersonal, institusional, dan komunal. Dinamika perubahan bangsa saat ini memerlukan enam karakter di atas. Marilah kita cita-citakan sebagai manusia yang mampu setidaknya memiliki enam karakter di atas untuk melengkapi status sebagai muttaqiin sebagaimana tujuan Ramadhan,” lanjut Arif.

Hadir dalam kesempatan itu jajaran pimpinan dan anggota Majelis Wali Amanat (MWA), Senat Akademik (SA), Dewan Guru Besar (DGB), para wakil rektor, Sekretaris Institut (SI), kepala lembaga, para dekan, wakil dekan, kepala kantor/biro, direktur, kepala pusat, ketua departemen, para dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa di lingkungan IPB University serta mitra-mitra kerjasama IPB.* [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version