View Full Version
Jum'at, 14 Jun 2019

Islam Nusantara seperti Lidah Menyusun, Tangan Merusak

PADANG (voa-islam.com)- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatra Barat, Buya Gusrizal Gazahar Datuk Palimo Basa mengatakan bahwa Islam Nusantara ketika menyatakan dirinya dengan sifat "washatiyyah" yang mereka terjemahkan dengan "moderat", maka yang akan muncul adalah sinkritisme dan juga mencari-cari pendapat ganjil demi memenuhi pesanan sekelompok orang yang sedang memegang kekuasaan dan kekayaan.

Islam Nusantara ketika menyatakan diri dengan sifat ‘toleran’ maka yang muncul adalah permusuhan terhadap ajaran Islam yang mereka sebut ‘kearab-araban’ dan tuduhan liar kepada kelompok atau siapa saja yang tidak sepaham dengan mereka dengan ‘intoleran’, ‘wahhabiy' bahkan ‘teroris’,” katanya, di akun Instagram miliknya, Kamis (13/6/2019).

Buya Gusrizal juga menyebut bahwa susunan pernyataan mereka yang tak seirama dengan sikap dan prilaku tersebut, yang sebenarnya sudah diperingatkan oleh Allah subhana wa taala melalui firman-Nya tentang mereka yang mahir menyusun kata untuk memikat rasa namun nihil dalam realita: 

“Dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan (nya)". (QS. al-Syu'ara' 26:226)

“Islam Nusantara ketika menyatakan diri dengan sifat ‘damai’, maka yang muncul adalah menyebarkan tuduhan ‘perusuh’ dan ‘garis keras’ kepada siapa saja yang tidak sependapat dengan kebijakan penguasa.”

Bahkan tuduhan makar pun bagaikan label murah yang bisa ditempelkan kemana-mana.

(Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version