YOGYAKARTA (voa-islam.com) – Memungkasi pidato pencerahan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Kamis (25/11), Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan agar para guru dan pimpinan sekolah, madrasah dan pesantren Muhammadiyah terus memahami Islam secara mendalam, luas, dan simultan.
“Memahami Islam itu harus secara bayani, pendekatan kebahasaan, pendekatan teks yang harus benar, dan satu sama lain teks itu terkait mendalam dan luas. Jangan mudah mengutip ayat dan hadis tanpa paham substansi maknanya secara mendalam, konteksnya, dan hubungan dengan teks hadis dan ayat Alquran yang lain, juga tentang hikmahnya,” ingat Haedar.
Selain pendekatan bayani, Haedar meminta para pihak tersebut juga memakai pendekatan burhani yang berasaskan ilmu, sains, dan rasionalitas beserta pendekatan irfani atau refleksi diri/hikmah.
“Maka belajar agama, belajar Islam juga harus dari mereka yang betul-betul memahaminya agar pemahaman keislaman kita tidak dangkal, tidak jumud dan tidak menjadi masalah dalam kehidupan karena bias di dalam memahaminya. Sering terjadi konflik dan masalah dalam kehidupan karena memahami Islam yang dangkal, sempit dan keluar dari pemahaman yang mendalam, luas dan interkoneksi tadi,” kata Haedar lansir muhammadiyah.or.id.
Dengan kelengkapan pendekatan dan pemahaman itu, Haedar yakin para guru dan pendidik Muhammadiyah mampu membawa teladan yang baik sekaligus menghasilkan para murid yang tercerahkan.
“Terus belajar, jangan pernah berhenti belajar. Terus mengasah ilmu, menambah ilmu serta perkaya dengan hikmah kebijkasanaan dan jadilah guru serta seluruh aktivitas pergerakan Muhammadiyah yang betul-betul menjadi sistem yang unggul dan utama sehingga dari rahim pendidikan Muhammadiyah-‘Aisyiyah lahir generasi khairu ummah baik dalam lingkungna Persyarikatan, umat bangsa dan kemanusiaan semesta,” pesan Haedar.
“Jadilah suluh bagi kemajuan peradaban. Jadilah uswah hasanah dalam menggerakkan kehidupan yang mulia dan utama dan lembaga pendidikan di tangan para guru dan pimpinan serta para aktivis dan seluruh yang terlibat dalam pendidikan dasar menengah Muhammadiyah termasuk TK ABA itu harus menjadi pelaku-pelaku dakwah dan tajdid yang terus menebar nilai-nilai Islam yang membawa peradaban mulia dan nilai rahmat bagi semesta alam,” imbuhnya.
“Insyaalllah ketika kita para guru dan semua yang terlibat dalam lembaga pendidikan dasar dan menengah serta seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah berkomitmen kuat untuk menebar nilai-nilai utama yang lahir dari nilai-nilai Islam yang bertujuan membangun peradaban mulia dan rahmat itu kita akan dibukakan jalan oleh Allah sekaligus juga kita dibukakan rahmat dan pintu berkah sehingga pengabdian kita memiliki makna duniawi dan ukhrawi untuk meraih ridhanya sehingga kita hadir penuh arti dan makna bgi kehidupan kita dan lingkungan semesta,” pungkas Haedar.