View Full Version
Jum'at, 31 Jul 2009

Seruan Taliban Boikot Pemilu

Taliban kembali menyeru kepada seluruh penduduk Afghanistan untuk memboikot pemilu presiden dan pemilu propinsi Agustus mendatang.

Rakyat harus membebaskan Afghanistan dengan cara perjuangan dan perang suci (Jihad) bukan dengan pemilu.

Dalam statemen di website Taliban, gerakan itu meminta para pejuangnya untuk menutup semua jalan pada malam hari sebelum diadakan pemilu dan menghentikan orang-orang yang akan berangkat memberikan suaranya.

Dalam statemen tersebut dikatakan jika berpartisipasi dalam pemilu tersebut akan menunjukkan dukungan mereka terhadap penjajahan Amerika.

Kekerasan menjelang pemilu sudah terjadi dan semakin meningkat akhir-akhir ini.

Taliban seringkali menyatakan  tentara asing harus hengkang dari Afghanistan dan rakyat tidak boleh mengikuti jalannya pemilu dibawah pemerintahan presiden boneka Amerika Hamid Karzai.

"Bagaimana rakyat Afghan bisa berpikir bahwa pemilu ini sebagai proses kebaikan Afghanistan, jika pemilu ini  bertentangan dengan tradisi negeri ini.. pemilu ini dirancang oleh Amerika, dibiayai oleh Amerika?" kata statement tersebut.

Pesan dari Taliban tersebut juga menyeru kepada para pejuangnya untuk terus melancarkan serangan terhadap "pusat musuh" dan mencegah penduduk Afghan pergi memberikan suaranya dalam pemilu, dan pesan tersebut juga menyatakan jika para pejuang Taliban harus memblokade jalan-jalan yang akan dilewati kendaraan pemerintah dan kendaraan sipil.

Rakyat harus membebaskan Afghanistan dengan cara perjuangan dan perang suci (Jihad) bukan dengan pemilu.

Beberapa pekan terakhir , terjadi dua serangan terhadap kampanye pemilu.

Hari Selasa, kampanye kandidat presiden Abdullah Abdullah mendapatkan serangan di propinsi Laghman. Dalam serangan tersebut ia terluka parah. Dua hari sebelumnya  ada usaha pembunuhan terhadap kandidat Mohammed Qasim Fahim, adalah calon pendamping Presiden Hamid Karzai.

Sekitar 40 kandidat mengajukan diri menjadi presiden Afghanistan pada pemilu ini.

[zq/voa-islam/bbc]


latestnews

View Full Version