Kabul - Mujahidin di timur Afghanistan mengawali bulan Agustus ini dengan serangan terhadap pasukan Amerika, melalui ledakan bom pinggir jalan terhadap konvoi Amerika dan dilanjutkan dengan tembakan-tembakan. Tiga tentara Amerika tewas dalam serangan tersebut, kata pejabat militer.
Juli merupakan bulan paling mematikan bagi tentara internasional pimpinan Amerika sejak tahun 2001, namun bulan Agustus inipun sudah diawali dengan kematian bagi tentara asing. Tiga tentara Amerika tewas hari Ahad. Sedang untuk bulan Agustus ini yang baru berlangsung tiga hari sudah sembilan tentara NATO yang tewas di Afghanistan, setelah hari Sabtu awal bulan ini, enam tentara NATO tewas, total sembilan tentara asing kehilangan nyawa di Afghanistan.
Bulan lalu, 74 tentara asing tewas termasuk 43 tentara Amerika.
62,000 tentara Amerika saat ini berada di Afghanistan, dua kali lipat dari tahun lalu. Presiden Barrack Obama telah meningkatkan fokus Amerika di Afghanistan walaupun Pentagon telah memulai penarikan mundur pasukan dari Irak. Beberapa negara NATO lainnya mempunyai 39,000 tentara di Afghanistan.
"Kami mempunyai tentara lebih di Afghanistan. Kami mempunyai lebih banyak lagi operasi yang akan dilakukan, dan ini meningkatkan kontak antara kami dan musuh kami, dan sayangnya itu juga meningkatkan kerugian di pihak kami", kata Letnan Komrad Christine Sidenstricker, juru bicara wanita militer Amerika. Christine menyatakan belum bisa merilis keterangan lebih lanjut mengenai detil serangan hari Ahad yang menimpa pasukan Amerika, kecuali mengenai serangan tersebut yang terjadi di propinsi sebelah timur Afghanistan. Keluarga para tentara yang tewas belum diberi informasi mengenai kematian ini, kata juru bicara wanita tersebut.
Tiga tentara Amerika tewas hari Sabtu di selatan propinsi Kandahar saat bom pinggir jalan meledak dan merobek kendaraan patroli mereka, sedang seorang tentara asal Perancis tewas dalam baku tembak di utara ibukota. Dua tentara NATO lainnya tewas hari Sabtu, NATO mengumumkan pada hari Ahad mengenai kejadian tersebut namun masih belum memberi informasi mengenai kewarganegaraan dua tentara NATO yang tewas tersebut.
Bom pinggir jalan saat ini menjadi senjata pilihan bagi Mujahidin untuk melakukan perlawanan terhadap pasukan penjajah asing di Afghanistan. Dan angka serangan menggunakan bom tersebut terus meningkat tajam. Tentara Amerika mengatakan para militan itu sekarang menggunakan bom dengan sedikit elemem metal yang membuat kami semakin kesulitan untuk mendeteksi menggunakan detektor pencari metal kami. Para militan tersebut menanam sekaligus beberapa bom yang ditumpuk-tumpuk dan juga menanam beberapa bom ditempat berbeda-beda dalam satu area kecil, sehingga menyulitkan kami untuk mendeteksi, kata seorang tentara Amerika.
Komandan pasukan Amerika sudah memprediksi lama akan meningkatnya kekerasan di Afghanistan musim panas ini, musim perang tradisional di negeri ini, dan Taliban telah berjanji akan mengganggu jalannya pemilu presiden 20 Agustus mendatang menjelang datangnya bulan Ramadhan.
[zq/voa-islam/AP]