Somalia, saat ini merupakan salah satu negara yang menjadi perhatian dunia karena perang dan pembajakan. Negeri ini tampaknya berada di antara kepentingan Barat di satu pihak dan di pihak lain kepentingan dua musuhnya yaitu pembajak kriminal dan milisi Islam.
Pakar terorisme mengatakan, para pejuang yang memasuki Somalia berasal dari kamp-kamp pelatihan Al Qaida di Afghanistan dan Pakistan, dan mereka bergabung dengan para pejuang Islam Al Shabaab. Cerita ini disebarkan oleh media internasional.
Kantor berita dan koran seperti The Times dari London dan Mail & Guardian yang berbasis di Johannesburg beberapa waktu terakhir memuat tulisan-tulisan yang membahas apa artinya bagi Somalia dan kawasan, seandainya pejuang Al Shabaab menang. ABC News malah mengatakan, Mogadishu akan menjadi basis Al Qaida di Afrika.
Seandainya pejuang Al Shabaab menang, Mogadishu akan menjadi basis Al Qaida di Afrika, tulis ABC News
Kemungkinan itu bisa saja terjadi bila pemerintahan transisi Somalia sekarang benar-benar hancur. Tapi bisakah ini terjadi? Dr Knox Chitiyo adalah Kepala Bagian Afrika di Royal United Services Institute di London, sebuah think tank mengenai keamanan dan pertahanan. berpendapat bahwa, pemerintah Somalia memang lemah tapi tidak fatal.
Knox Chitiyo: "Ada kesan bahwa pemerintah Somalia sangat rentan dan berada di ambang kehancuran. Tapi tidak begitu rentan karena mereka masih memiliki sekutu, misalnya di kalangan kelompok Islamis moderat. Tapi kondisinya memang berbahaya."
Namun demikian, tambahnya, para pejuang Al Shabaab mungkin mampu merebut Mogadishu, tapi belum tentu bisa bertahan di kota itu.
Turun tangan
Sementara itu, apa yang akan dilakukan negara-negara tetangga Somalia dan dunia internasional? Menurut Chitiyo mereka harus turun tangan.
Knox Chitiyo: "Suka tida suka, kawasan Afrika Timur tidak mau terlibat konflik Somalia. Pemerintah Somalia harus meminta bantuan internasional. Di sana tetap ditempatkan pasukan Uni Afrika, tapi mereka kekurangan tenaga atau logistik untuk membantu Somalia. Jadi kami lebih suka kalau dikerahkan pasukan internasional di Somalia untuk memerangi Al Shabaab dan pada waktu bersamaan mendorong perundingan damai antara Al Shabaab dan pemerintah."
Justru hubungan antara kelompok bersenjata Afrika dan Al-Qaida ini yang memicu perhatian internasional untuk negara-negara seperti Somalia. Tapi ini bukan satu-satunya bagian Afrika, tempat kelompok lokal yang diduga punya hubungan dengan jaringan internasional pelaku serangan 11 September. (aa/rnw)