View Full Version
Rabu, 26 Aug 2009

Empat Tentara Amerika Tewas di Afghanistan Selatan

Kabul - Kembali lagi empat tentara asing yang tergabung dalam ISAF, International Security Assistance Force tewas hari Selasa 25 Agustus 2009. Keematnya tewas setelah terkena ledakan IED (Improvised Explosive Device) di Afghanistan selatan. Bom rakitan dikenal dengan IED itu mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing, kata tentara.

"Mereka tiba-tiba terkena ledakan saat sedang berpatroli diwilayah paling berbahaya di Afghanistan", kata jubir ISAF Brigjen Eric Tremblay. "Kami sangat bersedih dan merasa kehilangan atas insiden ini".

Kepala pejabat Angkatan Laut, Brian Naranjo mengkonfirmasi bahwa keempat tentara yang tewas tersebut berasal dari Amerika Serikat.

Tentara itu sedang meronda di salah satu daerah paling keras di Afghanistan ketika peristiwa tersebut terjadi, kata pernyataan itu. Kematian terakhir itu menjadikan 63 jumlah tentara asing tewas di Afghanistan pada bulan ini dan 295 sejak Januari.

ISAF adalah komponen kunci pasukan gabungan internasional di Afghanistan, ISAF memberikan bantuan kepada pihak berwenang Afghanistan untuk menyediakan keamanan dan stabilitas negeri.

Taliban, yang berkuasa sejak 1996, memperhebat perlawanan mereka tiap tahun, memaksa pemerintah Presiden Barack Obama mengirim tentara tambahan dalam upaya mengalahkan pejuang tersebut.

Terdapat sekitar 100.000 prajurit asing, terutama dari Amerika Serikat, Inggris dan Kanada, ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai mengatasi perlawanan, yang dikobarkan sisa Taliban. Serangan Taliban terhadap petugas keamanan Afghanistan serta pasukan asing meningkat dan puncak kekerasan terjadi hanya beberapa pekan menjelang pemilihan umum tersebut.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida, Syaikh Usamah bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

[zq/voa-islam/dvidshub]


latestnews

View Full Version