View Full Version
Sabtu, 29 Aug 2009

Taliban Pakistan Klaim Serangan Bom

Taliban Klaim Serangan Bom yang Membunuh 22 Polisi Sebagai Balasan Meninggalnya Baitullah Mehsud

Peshawar - Gerakan Taliban Pakistan TTP pada hari Jum'at menyatakan bertanggungjawab atas serangan bom didekat perbatasan Afghanistan yang menewaskan 22 polisi.TTP juga menyatakan jika serangan tersebut sebagai balas dendam pertama atas meninggalnya Baitullah Mehsud.

Seorang pelaku bom meledakkan dirinya di dekat perbatasan Torkham, Kamis kemarin saat para polisi tersebut sedang menunggu buka puasa.

Polisi menyatakan, penyerang meledakkan bom yang terlilit dibadannya dan menewaskan 21 orang serta melukai 15 lainnya. Satu korban luka akhirnya tewas pada malam harinya, sehingga menggenapkan polisi yang tewas menjadi 22 orang.

"Kami menyatakan bertanggungjawab atas ledakan tersebut", kata Azzam Tariq, jubir Tehreek-e-Taliban (TTP), melalui sambungan telepon dari tempat yang disembunyikan.

"Ini adalah respone kami atas meninggalnya Baitullah Mehsud", kata Tariq kepada jurnalis asing. "Kami akan melanjutkan serangan-serangan serupa di masa datang".

Tariq menambahkan, "para korban tersebut adalah mereka yang mendukung Amerika. Dan semua yang mendukung Amerika adalah musuh kami".

Pemimpin Taliban yang ditakuti, Baitullah Mehsud, dikabarkan terkena serangan udara pada 5 Agustus. Namun ia baru dikonfirmasi meninggal oleh komandan Taliban Pakistan yang baru hari Selasa kemarin.

Serangan bom hari Kamis kemarin dilakukan beberapa jam setelah pesawat Drone Amerika kembali menyerang di wilayah baratlaut kesukuan  Waziristan Selatan yang menewaskan delapan penduduk sipil.

Pesan Dari Ayman Zawahiri

Orang nomor dua Al Qaeda, Syaikh Ayman Zawahiri dalam pesan terbarunya hari Kamis menyatakan dukungannya terhadap jihadnya para mujahidin di wilayah-wilayah kesukuan, beliau menyatakan jika peperangan disana adalah perang melawan pasukan salib Amerika.

Statement Syaikh Ayman tersebut juga sebagai pernyataan dukungan terhadap komandan muda Taliban yang baru Hakimullah Mehsud.

[zq/voa-islam]


latestnews

View Full Version