28 September 2009 - Front Pembebasan Islam Moro (MILF) adalah untuk perdamaian dan untuk pembangunan nasional, demikian kata Ketua MILF Haji Murad Ibrahim.
ketua MILF Haji Murad Ibrahim menegaskan bahwa dalam pertemuan terakhir di Kamp Darapanan dengan para diplomat, wartawan dn komiTe pusat MILF, mengatakan bahwa kekuatan utama dari MILF sejak awal adalah untuk mencapai dan mempertahankan perdamaian, keadilan dan pembangunan nasional, khususnya bagi masyarakat Bangsamoro.
kekuatan utama dari MILF sejak awal adalah untuk mencapai dan mempertahankan perdamaian, keadilan dan pembangunan nasional, khususnya bagi masyarakat Bangsamoro.
Untuk alasan itulah kata Murad, kenapa MILF meletakkan proses perdamaian yang sedang berjalan dengan Pemerintah Republik Phillipina (GRP), sebagai yang terpenting. Mereka juga telah melatih dan mempersiapkan anggota-anggotanya untuk perdamaian, perundingan, pembangunan dan bahkan upaya pasca konflict.
"Biarkan hal itu di pahami, bahwa pelatihan militer MILF tidak selalu di tunjukkan untuk berperang, tetapi bagi kami untuk siap membela dan memperjuangkan hak dan aspirasi kami sebagai bangsa minoritas moro yang di rugikan," katanya.
Ketua MILF percaya ini adalah demi kepentingan terbaik antara pihak pemerintah (GRP) dan MILF, orang-orang Philipina dan orang-orang Moro, untuk menanggulangi semua rintangan, tidak peduli seberapa keras tantangan yang akan di hadapi hanya untuk memungkinkan proses perdamaian berjalan sukses.
"Saya tidak akan berhenti untuk menarik dukungan dan bantuan dari Bangsamoro dan Philipina, termasuk Masyarakat Internasioanal, dalam rangka mendorong proses perdamaian GRP-MILF ke depan, baik di tingkat perundingan, rekonstruksi dan pembangunan wilayah yang terkena dampak konflik, gencatan senjata dan keamanan," katanya.
Meskipun Murad mengakui bahwa orang-orang setelahnya di MILF lebih radikal, tapi ia mengungkapkan rasa optimis bahwa jika proses perdamaian akan di terima dengan sukses, khususnya bagi Pemerintah dan masyarakat Philipina
Meskipun Murad mengakui bahwa orang-orang setelahnya di MILF lebih radikal, tapi ia mengungkapkan rasa optimis bahwa jika proses perdamaian akan di terima dengan sukses, khususnya bagi Pemerintah dan masyarakat Philipina, maka akan ada lebih banyak kesempatan adil untuk penyelesaian akhir dari konflik di Selatan Philipina dan masalah Bangsamoro.
"Generasi setelah kami adalah mereka yang berumur 30 sampai 40 tahun dan ini artinya mereka di lahirkan dengan peperangan dan di besarkan dengan kekejaman perang yang telah berlangsung selama lebih dari 40 tahun," jelasnya.
"Jika perjuangan dan pengorbanan mereka demi perdamaian beralih menjadi prustasi dan kebencian, mereka akan menjadi lebih berani, lebih radikaL, dan akan ada bermacam situasi konflik dan anarki yang kita memiliki dari generasi ke generasi," tambahnya.
Ketua MILF mengatakan jika proses perdamaian dengan pemerintah gagal maka Ia takut bahwa tidak akan ada lagi proses perdamaian seperti yang di miliki sekarang.
"Saya tidak melihat kemungkinan proses perdamaian lain akan datang jika kita gagal karena tidak akan ada kontrol yang lebih besar atas situasi saat itu," kata Murad, dan Ia menambahkan, selain organisasi MILF sekarang, tidak ada kelompok lain yang memiliki mandat dan kontrol relatif kuat untuk merundingkan aspirasi yang sah dari orang-orang Bangsamoro untuk menetukan kemerdekaan dan hak mereka sendiri. (aa/lwrn)