Sulu - Penduduk Jolo, Sulu, selama hampir seminggu, berada dalam kepanikan menyusul situasi tegang yang meningkat disebabkan oleh Angkatan Bersenjata Philipina (AFP), terutama Marinir Philipina ditempatkan di daerah tersebut.
Situasi tersebut terjadi ketika Kopral Sabturani Ahadil, seorang marinir Philipina, ditangkap oleh mata-mata Kepolisian Jolo dekat katedral di Plaza Rizal di Jolo, pada 17 Oktober. Ia tertangkap memiliki sebuah bom yang disembunyikan dalam tas. Dia kemudian ditahan oleh otoritas Kepolisian Jolo.
setelah mengetahui penangkapan, Marinir Philipina justru ditempatkan di kota tersebut di bawah komando Kolonel Clemencel, dan meminta polisi untuk membebaskan Ahadil tanpa proses hukum
Namun, setelah mengetahui penangkapan, Marinir Philipina justru ditempatkan di kota tersebut di bawah komando Kolonel Clemencel, dan meminta polisi untuk membebaskan Ahadil tanpa proses hukum. Namun kepolisian di Jolo menolak untuk melepaskan Ahadil, yang sekarang dikenakan tuduhan kepemilikan ilegal bahan peledak (bom).
Kota Jolo sekarang berada di bawah siaga merah karena Marinir Philipina berencana untuk menyerang kantor polisi di Jolo untuk membebaskan Kopral Ahadil dari tahanan dari Polisi.
Untuk alasan ini, Ahadil sekarang dipindahkan ke penjara provinsi di Patikul Sulu untuk mendahului kemungkinan operasi penyelamatan oleh rekan-rekannya. Pasukan keamanan provinsi Sulu Tan Sakura Gubernur membantu polisi setempat untuk menghindari konfrontasi dengan Marinir Philipina.
Pada tahun 2006, Ahadil juga ditangkap setelah pemboman sebuah toko koperasi di kota Jolo, Namun, ia kemudian dibebaskan untuk alasan yang tidak diketahui oleh publik.
Selama ini pihak berwenang Philipina selalu menyalahkan pejuang Islam Moro jika terjadi aksi pengeboman dan aksi-aksi lainnya, namun dengan di tangkapnya Kopral Ahadil, yang notabene merupakan anggota Marinir Philipina, untuk yang kedua kalinya, telah membuktikan bahwa pihak militer juga ikut "bermain" memancing di air keruh
Selama ini pihak berwenang Philipina selalu menyalahkan pejuang Islam Moro jika terjadi aksi pengeboman dan aksi-aksi lainnya, namun dengan di tangkapnya Kopral Ahadil, yang notabene merupakan anggota Marinir Philipina, untuk yang kedua kalinya, telah membuktikan bahwa pihak militer juga ikut "bermain" memancing di air keruh. Ahadil hanya contoh kasus, karena mungkin masih banyak Ahadil-Ahadil lain yang tidak tertangkap dan aksinya tidak terungkap. Mereka -dengan sepengetahuan militer Phlipina tentunya- turut memanas-manasi dan memperkeruh suasana, kemudian menyalahkan para pejuang Islam Moro atas aksi-aksi yang mereka perbuat. (aa/lwrn)