Kabul, (voa-islam.com) - Setelah hampir membunuh Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg, kini giliran Seorang Jenderal Perancis yang nyaris tewas ketika pejuang Taliban menembakkan sedikitnya dua roket di sebuah pasar ramai di Afghanistan pada hari Senin.
Kepala pasukan Perancis di Afghanistan tersebut sedang mengadakan pertemuan dengan para ketua suku di kota Tagab, utara-timur Kabul, ketika bom tersebut menghantam.
Kapten Michel, yang hanya dapat diidentifikasi dengan nama pertamanya menurut kebijakan Perancis, mengatakan tiga orang tewas dan tiga orang lainnya terluka parah.
Pasukan Perancis mengatakan serangan tampaknya telah menargetan Brigjen Marcel Druart, yang mengadakan pertemuan di pasar dengan para ketua suku dari lembah Tagab. Dia tidak terluka ketika roket tersebut meleset dari tempat pertemuan, yang dikenal sebagai "syura", dan menghantam tempat lain di pasar.
Serangan itu terjadi sebagai Abdulla Abdullah, mantan penantang presiden Afghanistan, memberi peringatan bahwa Tailban akan menyerbu negeri jika pasukan internasional ditarik keluar.
Afghanistan akan segera jatuh ke tangan Taliban jika pasukan internasional menarik diri
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times Deutschland, Dr Abdullah berkata: "Afghanistan akan segera jatuh ke tangan Taliban jika pasukan internasional menarik diri."
Komentar Dr Abdullah itu muncul sehari setelah Hillary Clinton, Menteri Luar Negeri AS, mengatakan bahwa negaranya "tidak tertarik tinggal di Afghanistan" dan bahwa Amerika tidak memiliki "saham jangka panjang di sana".
Presiden AS Barack Obama pada hari Jumat berjanji akan mengumumkan review strateginya di Afghanistan segera setelah hampir pasti dengan keputusannya memperkuat 68.000 pasukan AS yang akan bertempur di Afghanistan hingga akhir tahun.
Hingga saat ini ada lebih dari 100.000 pasukan NATO yang tersebar di beberapa wilayah di Afghanistan guna memerangi pejuang Taliban yang jumlahnya kurang lebih 25.000 orang. (aa/iw)