View Full Version
Senin, 28 Dec 2009

Taliban Akan Gunakan 5 Pemuda Amerika untuk Serangan di Pakistan

Islamabad - Kelompok perlawanan Taliban telah menerbangkan lima pemuda asal Amerika, yang saat ini ditahan di Pakistan, yang mereka kontak lewat media Internet agar melakukan serangan di Amerika dan negara sekutunya, kata pejabat polisi hari Sabtu.

Usman Anwar, kepala polisi di Sargodha, kota dimana kelima pemuda tersebut ditahan bulan ini, mengatakan telah menemukan sebuah email yang menyatakan para pemuda tersebut terbang dari Virginia AS menuju ke pembangkit tenaga nuklir di Pakistan.

"Kami percaya jika mereka akan digunakan didalam Pakistan", kata Anwar kepada Reuters melalui sambungan telepon.

"Dalam email terakhir mereka kepada Taliban, kami menemukan bukti yang menyebutkan Pembangkit Tenaga Nuklir Chashma dan untuk itulah mereka bertolak ke Mianwali (distrik).

Anwar menolak memberikan detil lebih lanjut sebab polisi masih dalam proses penyelidikan terhadap tersangka.

Kejadian ini mengilustrasikan bahwa betapa mudahnya bagi siapapun untuk mencapai mimpi mereka bergabung dengan kelompok Jihad melalui jaringan internet, menakutkan bagi Pakistan yang saat ini saja tengah kewalahan mengahadapi serangan darat mujahidin Taliban.

Sampai saat ini, Washington masih terus menekan Pakistan untuk menghabisi militan di tanah Pakistan. Sebuah serangan udara menggunakan pesawat Drone CIA hari Sabtu di Pakistan baratlaut menewaskan lima orang, kata pejabat intelejen.

Dua misil menghantam sebuah rumah di Waziristan Utara, dua orang terluka dalam serangan itu, kata pejabat Pakistan.

Kemungkinan Taliban berusaha menyerang senjata nuklir Pakistan mulai menggusarkan kekuatan Barat, namun banyak analis mengatakan hal tersebut sangat tidak mungkin.

Kelima pria asal Amerika tersebut saat ini masih ditahan di Sargodha, tempat yang menjadi pangkalan udara terbesar di Pakistan, hanya berjarak 190 km (120 mil) tenggara ibukota Pakistan, Islamabad.

Beberap analis mengatakan bahwa kasus ini merefleksikan strategi baru mujahidin untuk menghindari sekuriti yang semakin ketat, maka mereka menggunakan jaringan lewat internet.

Para pemuda tersebut seperti yang pernah diberitakan MuslimDaily sebelumnya, dua orang merupakan keturunan Pakistan, satu keturunan Mesir, satu keturunan Yaman dan satu pemuda lagi keturunan Eritrea, mereka semua merupakan warga negara Amerika dan kemungkinan akan menghadapi dakwaan terorisme.

Pada saat mereka digerebek, ditemukan peta dan mereka hendak berangkat ke Pakistan baratlaut yang merupakan benteng Al Qaeda dan Taliban Pakistan, kata pejabat Pakistan.

Para pemuda tersebut sedang diinvestigasi kemungkinan mempunyai hubungan dengan kelompok Jaish-e-Mohammad yand telah dilarang. Kelompok ini sudah berkali-kali melakukan serangan mematikan. Menurut pejabat Pakistan, kelompok ini juga bertalian dengan Al Qaeda dan Taliban.

[voa-islam/rtr]


latestnews

View Full Version