View Full Version
Senin, 11 Jan 2010

Tentara Irak digabung dengan Milisi Anti-Al Qaida

Baghdad (voa-islam.com): Sekitar separuh dari 80,000 milisi anti Al Qaida telah diintegrasikan ke dalam institusi Irak sebagai bagian dari usaha rekonsiliasi nasional, kata seorang jenderal senior Amerika hari Ahad.

Mereka yang digabungkan adalah para milisi Sahwa (Syiah), atau dikenal sebagai "Putra Irak" yang dibentuk militer Amerika sebelumnya. Milisi ini pernah bergabung dengan pasukan Amerika dan Irak pada 2006 dan 2007 untuk menghadang laju gerilyawan Al Qaida dan sayap-sayapnya, pertempuran ini menjadikan Irak negeri yang kocar-kacir di seluruh negeri.

mereka direkrut untuk membantu menghadang perlawanan Al Qaida Irak yang semakin naik pamornya setelah mendirikan Daulah Islam Irak

"Mereka sekarang berjumlah tujupuluh delapan ribu, lebih dari 40,000 telah diintegrasikan, 30,000 dari mereka sudah diintegrasikan langsung kedalam kementrian mulai bulan lalu", kata Mayjen Joseph Reynes didepan wartawan.

Sekitar 10,000 dari milisi Sahwa ini juga sudah digabungkan bersama pasukan keamanan Irak.

Kontrol terhadap milisi Syiah ini berakhir pada akhir Oktober tahun lalu, milisi ini dulunya juga digaji oleh Amerika sebesar 300 dolar, namun setelah berpisah dari kendali Amerika, milisi ini hanya digaji pemerintah Irak sebesar 100 dolar, pemerintah Irak sendiri saat ini dikuasai orang-orang Syiah.

Militer Amerika mulai merekrut milisi Sahwa yang berisi orang-orang Arab suku dan para mantan gerilyawan pada tahun 2006, mereka direkrut untuk membantu menghadang perlawanan Al Qaida Irak yang semakin naik pamornya setelah mendirikan Daulah Islam Irak (ISI).

Sebelumnya, pemerintah di Baghdad telah menjanjikan menggabungkan 20 persen dari milisi Sahwa kedalam institusi kepolisian dan ketentaraaan Irak. Namun proses penggabungan ini dianggap penuh dengan resiko.

Militer Amerika juga menunjukkan kekhawatiran mengenai proses penggabungan ini. Amerika masih menganggap milisi yang mereka bentuk sendiri tetap berbahaya jika digabungkan dengan elemen militer resmi maupun kepolisian Irak.

[voa-islam/uny]


latestnews

View Full Version