Washington (voa-islam.com): Bukti kimia yang ditemukan pada bom yang digunakan agen ganda Yordania dalam pemboman markas CIA di Khost, Afghanistan yang menewaskan tujuh agen CIA akhir pekan lalu dilaporkan cocok dengan material bom yang biasa diproduksi oleh Inter-Service Intelligence (Badan Intelejen Pakistan).
Menurut laporan the Daily Beast, bukti awal pada bom 30 Desember lalu mengaitkan dengan Pakistan, dan bukti kimia yang ditemukan pada bom tersebut cocok dengan tipe bahan peledak yang biasa digunakan ISI.
Aksi pengeboman ini merupakan serangan paling mematikan terhadap CIA dalam kurun waktu 25 tahun
"Bukan tidak mungkin jika agen ganda Yordania tersebut menerima tipe bahan peledak tersebut tanpa bantuan ISI. Masalahnya adalah, CIA percaya terhadap orang Yordania tersebut dan bukan terhadap mata-mata Afghanistan yang kami tawarkan. Jika Amerika ingin merekrut agen, mereka harusnya merekrut orang Afghan yang tidak mempunyai anggota keluarga di Pakistan", kata ajudan presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Sementara itu, CIA masih menolak berkomentar mengenai tuduhan kemungkinan peran ISI dalam pembunuhan agen-agen mereka.
Tujuh agen CIA, termasuk kepala basis tersebut dan seorang anggota utama intelejen Yordania dan kepala keamanan markas tewas, sedang enam orang lainnya terluka serius dalam ledakan tersebut.
Taliban Pakistan sudah mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut, dan sang pengebom di markas CIA tersebut sudah diidentifikasi sebagai Humam Khalil Abu-Mulal al-Balawi, seorang dokter asal Yordania.
Sementara CIA mengira bahwa al-Balawi dapat menjadi informan penting yang bisa membantu agen intelejen CIA untuk menangkap pemimpin utama Taliban atau Al Qaida, namun sebenarnya ia masih loyal terhadap Taliban. Seperti senjata makan tuan.
Aksi pengeboman ini merupakan serangan paling mematikan terhadap CIA dalam kurun waktu 25 tahun, dan merupakan kemunduran besar bagi CIA yang beroperasi di Afghanistan.
[voa-islam/thaindian]