Thailand Selatan (Voa-islam.com) - Seorang Muslim tewas dan Sembilan tentara termasuk pasukan ranger terluka dalam insiden penembakan dan dua serangan bom terpisah yang terjadi di provinsi selatan Thailand, Yala, Narathiwat dan Pattani.
Seorang Muslim tewas di tembak orang tak di kenal di provinsi Yala. Korban bernama Waenueraheng Lohsatae, 70 tahun, tewas di tembak ketika tengah beristirahat di rumahnya di distrik Bannang Sata, Yala pada Senin malam pukul 8:00, kata polisi. Mereka mengatakan belum mengetahui siapa yang bertanggung jawab di balik peristiwa tersebut.
Sementara dalam serangan bom pertama yang terjadi kemarin, enam tentara menderita luka ketika sebuah bom yang dikubur di bawah sebuah jalan di distrik Rangae Narathiwat meledak sekitar 8:10 pagi.
Sekelompok pejuang Patani yang tidak diketahui jumlahnya dan bersembunyi di semak-semak tepi jalan meledakkan bom ketika konvoi polisi dan tentara kembali dari operasi pencarian terhadap pejuang Patani di desa Kujing Ruepa. Bom tersebut menghantam dan merusak mobil pertama di dalam konvoi, yang membawa tentara dari satuan gugus tugas ke-38.
..Serangan itu diyakini sebagai respons terhadap penangkapan pemimpin kelompok pejuang setempat, sebab sebelummnya delapan orang yang diduga anggota pejuang Patani telah ditangkap..
Polisi penyelidik mengatakan bom itu tidak berfungsi dengan baik dan menyebabkan para prajurit hanya menderita sakit di dada dan telinga. Bom itu terbuat dari tabung gas 15 kg yang diisi dengan bahan peledak dan diledakkan dengan baterai, kata polisi.
Bom kedua, dilaporkan meledak pukul 9:45 pagi di sebuah jalan dekat sebuah kamp pasukan ranger di distrik Nong Chik Pattani. Tiga orang pasukan ranger terluka dalam insiden tersebut.
Bom, ditanam di bawah jalan, meledak ketika lima pasukan ranger berpergian dengan truk pickup sejauh 2km dari perkemahan mereka.
Truk itu mengalami kerusakan parah akibat ledakan. Awal penyelidikan polisi menunjukkan bom itu ditempatkan di sebuah tabung pemadam kebakaran.
Polisi di tempat kejadian juga menemukan kabel listrik yang diyakini telah digunakan untuk meledakkan bom.
Serangan itu diyakini sebagai respons terhadap penangkapan pemimpin kelompok pejuang setempat, sebab sebelummnya delapan orang yang diduga anggota pejuang Patani telah ditangkap termasuk diantaranya Mahreeseng Maeroh, 35, subjek dalam surat perintah penangkapan. (bp)