View Full Version
Jum'at, 29 Jan 2010

Philipina dan MILF kembali Adakan Perundingan Damai di Kuala Lumpur

Kuala Lumpur (Voa-Islam.com) - Pemerintah Philipina dan pejuang Islam Moro mengadakan pembicaraan di Malaysia sebagai langkah kerja kearah perdamaian untuk mengakhiri konflik yang telah tejadi selama beberapa dekade, kata seorang pejabat pada Kamis.

Fasilitator dari Malaysia, Othman Razak mengatakan negosiasi antara pemerintah Philipina dan kelompok pejuang Islam Moro terbesar di sana, MILF, bertemu di Kuala Lumpur pada Rabu dan Kamis kemarin.

Setelah 16 bulan dalam kebuntuan, akhir bulan lalu kedua belah pihak sepakat untuk bernegosiasi kembali demi mengakhiri perjuangan pemisahan diri bangsa Moro di Mindanao selatan yang telah menewaskan 150,000 orang.

Dalam pembicaraan terbaru mereka meninjau konsep posisi masing-masing, kata Othman, dia juga menambahkan, mereka akan mengadakan pertemuan kembali pada 18-19 Februari ketika mereka akan mengidentifikasi kembali langkah-langkah selanjutnya menuju pencapaian yang komprehensif, kompak dan sebuah negosisasi penyelesaian.

..kedua belah pihak sepakat untuk bernegosiasi kembali demi mengakhiri perjuangan pemisahan diri bangsa Moro di Mindanao selatan yang telah menewaskan 150,000 orang..

Dia juga mengatakan bahwa pemantau internasional akan kembali ke Mindanao dalam beberapa pekan mendatang.

Namun, kepala perunding Philipina, Rafael Seguis,  mengatakan bahwa tidak ada terobosan baru dalam perundingan ini.

"Saya ingin menyampaikan bahwa belum ada perjanjian, kedua belah pihak masih dalam tahap awal mendiskusikan posisi satu sama lain," katanya dalam sebuah pernyataan.

Seguis mengatakan bahwa setiap kebijakan yang menyentuh undang-undang atau kebijakan pemerintah Philipina harus di serahkan ke kongres untuk di setujui.

..kekerasan pecah kembali pada Agustus 2008 setelah Mahkamah Agung Filipina mencabut suatu usulan kesepakatan yang akan memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada MILF di wilayah selatan..

Pada bulan Desember 2007 kedua belah pihak menyatakan optimis atas perundingan baru, namun kekerasan pecah kembali pada Agustus 2008 setelah Mahkamah Agung Filipina mencabut suatu usulan kesepakatan yang akan memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada MILF di wilayah selatan yang mereka klaim sebagai "tanah kekuasaan leluhur".

Lebih dari 700.000 orang terpaksa mengungsi di puncak pertempuran yang menyebabkan 400 orang tewas. Setelah itu sebuah gencatan senjata baru ditandatangani pada bulan September, membuka jalan bagi dimulainya kembali perundingan damai.

Seguis sebelumnya mengatakan bahwa Manila bertujuan untuk mengamankan kesepakatan damai dengan MILF sebelum Presiden Gloria Arroyo mundur dari jabatannya tahun ini.

Arroyo membuka perundingan perdamaian pada tahun 2001 dalam upaya untuk mengakhiri perang separatis berdarah di Mindano, Wilayah berpenduduk mayoritas Muslim yang tetap ingin dikuasai oleh philipina karena kekayaan mineralnya. (aa/thewest)


latestnews

View Full Version