View Full Version
Kamis, 18 Feb 2010

Lashkar-e-Taiba Al-almi Akui Pemboman Pune, India

NEW DELHI (voa-islam.com): Sebuah kelompok yang sebelumnya tak dikenal, yang mengatakan mereka telah memisahkan diri dari kelompok yang lebih besar yang bermarkas di Pakistan, menyatakan bertanggungjawab atas serangan akhir pekan di India, sebuah surat kabar melaporkan Rabu.

Hindu, surat kabar India, menuturkan mereka telah dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai jurubicara kelompok yang disebut Lashkar-e-Taiba al-Almi, yang menyatakan merekalah yang melakukan pemboman itu.

Polisi mengatakan Rabu, korban akibat ledakan di restoran roti Jerman di kota Pune di India barat itu meningkat menjadi 11 orang, dengan jumlah orang yang terluka bertambah menjadi 60 orang setelah korban baru ditemukan di beberapa rumah sakit setempat.

Hindu menjelaskan, seseorang dengan nama samaran Abu Jindal telah menelpon wartawan surat kabar itu di Pakistan dan mengatakan serangan tersebut merupakan balasan atas "penolakan" India untuk membicarakan wilayah Kashmir yang disengketakan, yang diklaim oleh India dan Pakistan, dalam pembicaran damai yang akan dimulai bulan ini.

Penelpon itu mengatakan Lashkar-e-Taiba al-Almi memisahkan diri dari Lashkar-e-Taiba karena yang terakhir itu "menerima perintahnya dari badan intelijen Pakistan", lapor Hindu.

Lashkar-e-Taiba dipersalahkan oleh India karena serangan di Mumbai November 2008 yang menewaskan 166 orang dan menyebabkan ditangguhkannya pembicaraan antara India dan Pakistan.

Pemboman Pune adalah serangan besar pertama di daratan India sejak pembunuhan besar-besaran Mumbai 2008. Menteri luar negeri India dan Pakistan akan mengadakan pembicaraan damai di New Delhi pada 25 Februari.

Surat kabat Hindu menyatakan telpon pada wartawannya datang dari sebuah daerah dengan kode telpon yang biasa untuk daerah suku Waziristan, kubu pertahanan Taliban Pakistan dan berdekatan dengan provinsi Northwest Frontier yang bergolak. Penelpon itu menyatakan ia menelpon dari Miranshah di Waziristan utara.

[ant]


latestnews

View Full Version