ISABELA (voa-islam.com): Pasukan keamanan Filipina, Rabu (14/4) terlibat baku tembak dengan para anggota Abu Sayyaf di satu pulau terpencil selatan negara itu, sehari setelah satu serangan Abu Sayyaf yang menewaskan 15 orang.
Baku tembak itu terjadi ketika tentara berusaha tetapi tidak berhasil untuk mengejar anggota Abu Sayyaf yang menuju hutan pinggiran kota Isabela, ibu kota pulau Basilan.
"Terjadi pertempruan pagi ini, dan ketegangan tetap sangat tinggi," kata wali kota Isabela, Cherry Akbar kepada wartawan segera setelah pertemuan dengan para pejabat keamanan saat kota berpenduduk 150.000 jiwa itu berusaha memilihkan situasi keamanan setelah pertumpahan darah Selasa itu.
"Kami sedang mengejar mereka dan kami melakukan segala usaha yang dapat kami lakukan untuk menjamin keamanan dan melindungi penduduk Isabela."
Akbar dan para pejabat militer mengatakan tidak ada laporan tentang korban dari pertempuran itu, tetapi juga tidak ada Abu Sayyaf yang ditangkap.
Sementara pertanyaan-pertanyaan muncul bagaimana bisa Abu Sayyaf memasuki pusat kota Isabela tanpa terdeteksi pasukan militer dan polisi menutup kota berpenduduk 150.000 jiwa itu, Rabu.
Sekitar 300 personil Marinir dan Pasukan Khusus menempatkan penghadang jalan dan menjaga instalasi-instalasi penting, sementara paling tidak dua keandaraan lapis baja pengangkut pasukan melakukan patroli di jalan-jalan.
Kapal-kapal patroli milik Angkatan Laut juga dikerahkan untuk mengawasi daerah-daerah pantai mencegah para penyerang melarikan diri melalui laut,kata militer.
Paling tidak 25 anggota Abu Sayyaf yang mengenakan seragam polisi dan militer, Selasa meledakkan dua bom yang menghancurkan sebuah kendaraan dan merusak Katedral Santa Isabel yang berumur 40 tahun, dalam serangan terkordinasi oleh kelompok itu dalam beberapa bulan belakangan ini.
Sebuah bom ketiga yang diletakkan dekat sebuah rumah hakim dan sebuah terminal bus berhasil diamankan tentara.
Serangan-serangan bom itu memicu pertempuran sekitar kota itu, Akbar mengatakan 15 orang tewas dalam bentrokan senjata itu. Mereka yang tewas itu juga termasuk tiga anggota Marinir, seorang polisi dan enam warga sipil.
Panglima militer daerah itu Letjen Ben Dolorfino mengakui intelijen militer menerima laporan-laporan satu rencana serangan, tetapi tidak tahu kapan atau di mana serangan Abu Sayyaf itu akan dilakukan.
"Mereka merencanakan satu serangan besar," kata Dolorfino kepada AFP melalui dari pangkalannya di kota pelabuhan Zamboanga, dekat Basilan.
Abu Sayyaf adalah satu kelompok gerilyawan Islam yang masuk dalam daftar pemerintah Amerika Serikat sebagai organisasi teroris.
Kelompok itu disebut-sebut dibentuk tahun 1990-an dengan kabarnya didanai dari jaringan Al Qaida pimpinan Usamah bin Ladin untuk berperang bagi sebuah negara Muslim di wilayah Filipina selatan, kata para pejabat intelijen militer.
Abu Sayyaf dituduh melakukan serangan terburuk di negara itu termasuk ledakan bom tahun 2004 di sebuah kapal feri di Teluk Manila yang menewaskan lebih dari 100 orang. [za/eb]